Ketertiban konstitusional sebagian besar telah pulih di Kazakhstan, kata Presiden Kassym-Jomart Tokayev dalam sebuah pernyataan Jumat (7/1) setelah kerusuhan seminggu di negara Asia Tengah itu.
“Pihak berwenang setempat mengendalikan situasi. Tapi teroris masih menggunakan senjata dan merusak properti warga. Oleh karena itu, tindakan kontra-teroris harus dilanjutkan sampai para militan benar-benar dimusnahkan,” kata pernyataan presiden itu.
Reuters melaporkan bahwa suara tembakan masih terdengar pada Jumat pagi di Almaty, kota terbesar di negara itu.
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat bahwa 26 “penjahat bersenjata” “dilikuidasi,” sementara lebih dari 3.000 telah ditahan. Kementerian juga mengatakan 18 polisi dan anggota garda nasional telah tewas sejak protes dimulai.
Demonstrasi dimulai akhir pekan lalu di bagian barat negara itu sebagai protes atas kenaikan dua kali lipat harga bahan bakar. Tetapi karena aksi itu telah menyebar ke seluruh negeri begitu cepat dan telah berkembang begitu besar, sebagian pengamat politik mengatakan bahwa demonstrasi itu mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas di negara yang telah hidup di bawah otoritarianisme sejak memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991 itu.
Karena pasukan keamanan Kazakhstan kehilangan kendali atas situasi yang berlangsung, Presiden Kazakhstan Tokayev meminta campur tangan militer Rusia sesuai ketentuan yang disebut perjanjian keamanan kolektif yang ada di antara beberapa negara bekas Soviet.
Unit pertama pasukan Rusia dari CSTO yang dipimpin Moskow tiba di Kazakhstan, kata Kementerian Pertahanan Rusia, setelah Tokayev meminta bantuan pada Rabu.
Ini menandai aksi bersama besar pertama aliansi itu sejak didirikan pada 1999.
Rusia mengatakan mereka memandang kerusuhan itu sebagai “upaya yang diilhami dari luar untuk merusak keamanan dan integritas” Kazakhstan.
Protes menyebar ke seluruh negara berpenduduk 19 juta itu pekan ini menusul kemarahan atas kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG) pada tahun baru. LPG digunakan banyak mobil di negara itu sebagai bahan bakar
Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Almaty dan di provinsi barat Mangystau. Mereka mengatakan, kenaikan harga itu tidak adil mengingat kekayaan minyak dan gas yang dimiliki negara itu.
Sementara pasukan Rusia mulai tiba di Kazakhstan pada hari Kamis (6/1), Amerika Serikat memperingatkan mereka agar tidak menguasai institusi-institusi di Kazakhstan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara pada hari Kamis dengan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Mukhtar Tileuberdi mengenai keadaan darurat yang sedang berlangsung, menurut pernyataan dari juru bicara Departemen Luar Negeri Price. Blinken menegaskan kembali dukungan penuh AS untuk “lembaga-lembaga konstitusional Kazakhstan serta kebebasan media dan mengadvokasi solusi damai yang menghormati HAM bagi krisis itu,” kata Price. [lt/ab]
