Presiden Israel Reuven Rivlin, Rabu (11/3), mendesak pihak-pihak yang bertentangan di negara itu untuk mencari cara untuk bersatu menyusul pemilu ketiga yang diselenggarakan negara itu dalam waktu kurang dari satu tahun tanpa hasil yang meyakinkan.
Meski presiden Israel umumnya hanya jabatan seremonial, Rivlin bertanggung jawab memilih perdana menteri yang menurutnya memiliki peluang terbaik membentuk pemerintah yang stabil.
Setelah menerima hasil resmi pemilu pekan lalu, Rivlin mengatakan ia terbuka pada setiap usulan yang diajukan namun menegaskan kerangka kerja dari perundingan-perundingan yang gagal sebelumnya masih tetap relevan.
Rivlin, yang akan memulai konsultasi resmi dengan para pemimpin partai pekan depan, mengambil peran aktif dalam putaran-putaran pembicaraan sebelumnya. Ia mendesak Partai Likud, partainya Benjamin Netanyahu, dan Partai Putih Biru, partainya Benny Gantz, untuk bersama-sama membentuk pemerintah persatuan.
Rivlin berpendapat, pemerintah persatuan adalah satu-satunya jalan untuk memecahkan kebuntuan politik setelah pemilu tiga kali berturutan tanpa satu partai pun meraih mayaritas. Partainya Netanyahu dan partainya Gantz, menurut Rivlin, saling membutuhkan satu sama lain.
Netanyahu dan sekutu-sekutu nasionalis dan keagamaannya hanya berhasil meraih 58 dari 120 kursi yang tersedia di parlemen, kurang tiga kursi untuk bisa membentuk pemerintah koalisi.
Saingannya, Gantz sebetulnya mengontrol mayoritas parlemen dan berkomitmen menyingkirkan Netanyahu. Namun, musuh-musuh Netanyahu memilki ideologi yang sangat bertentangan. Partai ultranasionalis dan sekuler Avigdor Lieberman dan Aliansi Arab yang kini ikut mendukung Gantz, tidak memiliki banyak persamaan pandangan. [ab/uh]