Presiden Iran Ebrahim Raisi mendarat di Suriah Rabu (3/5), pada kunjungan pertama oleh seorang kepala negara Iran ke negara yang dilanda perang itu dalam lebih dari satu dekade.
Ibu kota Iran, Teheran, telah menjadi pendukung utama pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad sejak pemberontakan berubah menjadi perang besar-besaran pada Maret 2011 dan telah memainkan peran penting dalam mengubah keadaan yang menguntungkan Assad.
Raisi memimpin delegasi politik dan ekonomi tingkat tinggi, dan diterima di Bandara Internasional Damaskus oleh Menteri Ekonomi Suriah Samer al-Khalil.
Dia juga akan mengunjungi masjid Sayida Zeinab dan masjid Sayida Ruqayya, keduanya merupakan tempat suci Islam Syiah, serta Makam Prajurit Tak Dikenal, sebuah monumen yang didedikasikan untuk tentara Suriah yang tewas dalam pertempuran.
Iran telah mengirim puluhan penasihat militer dan ribuan pejuang yang didukung Iran dari seluruh Timur Tengah untuk berperang di pihak Assad.
Dengan bantuan Rusia dan Iran, pasukan pemerintah Suriah telah menguasai sebagian besar negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Selama kunjungan dua harinya, Raisi dijadwalkan bertemu dengan Assad untuk menandatangani beberapa perjanjian dan nota kesepahaman guna meningkatkan kerja sama. Demikian seperti dilansir oleh media negara dan propemerintah Suriah.
Presiden Iran terakhir yang mengunjungi Suriah adalah Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada 2010. [lt/uh]
Forum