Presiden Irak diperkirakan hari ini akan secara resmi menunjuk Nouri al-Maliki sebagai perdana menteri untuk masa jabatan kedua. Penunjukan ini akan mengakhiri kebuntuan politik yang telah melumpuhkan negara itu sejak pemilu Maret lalu.
Presiden Jalal Talabani sebetulnya dijadwalkan menunjuk Maliki sebagai perdana Menteri hari Minggu lalu. Tapi, Jalabani menunda keputusan untuk memberi Maliki lebih banyak waktu merundingkan posisi-posisi kementerian dengan saingan-saingannya di parlemen.
Jika Maliki tidak berhasil membentuk pemerintah baru dalam waktu satu bulan, presiden Irak berdasarkan konstitusi diharuskan untuk mencalonkan seorang kandidat lain.
Penunjukkan kembali Talabani, yang merupakan pemimpin Kurdi, dan Maliki yang seorang Syiah, ke posisi mereka masing-masing dan penunjukkan seorang Sunni, Osama al-Nujaifi, sebagai ketua parlemen ditetapkan sesuai pakta pembagian kekuasaan 10 Novembeer.
Kesepakatan tersebut juga menetapkan mantan Perdana Menteri Iyad Allawi, ketua koalisi Iraqiya yang didukung Sunni, memimpin komisi baru bernama Dewan Nasional untuk Kebijakan Strategis, yang bertugas mengawasi keamanan nasional.