Tautan-tautan Akses

Presiden Filipina Akui Pernah Lempar Tersangka Kejahatan dari Helikopter


Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi hormat dalam perayaan ulang tahun militer negara itu di kota Quezon, Manila (21/12). (Reuters/Erik De Castro)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi hormat dalam perayaan ulang tahun militer negara itu di kota Quezon, Manila (21/12). (Reuters/Erik De Castro)

Duterte mengatakan pernah mendorong tersangka pemerkosaan dan pembunuhan keluar dari helikopter, dan tidak akan segan melakukannya lagi.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengancam para pejabat pemerintah yang korup dengan prospek dilempar dari helikopter di udara, dengan memperingatkan bahwa ia pernah melakukannya sebelumnya dan akan melakukannya lagi.

Bekas jaksa yang bertemperamen panas itu mengatakan ia pernah mendorong seorang laki-laki China yang dituduh memperkosa dan membunuh keluar dari helikopter.

"Jika anda korup, saya akan menjemput anda dengan helikopter ke Manila dan saya akan melempar anda keluar. Saya pernah melakukannya -- kenapa tidak melakukannya lagi?" kata Duterte kepada para korban badai dalam pidato hari Selasa (27/12), yang videonya disiarkan oleh kantor kepresidenan.

Ancaman terbaru Duterte ini muncul beberapa minggu setelah ia mengaku pernah membunuh orang-orang dalam masa jabatannya selama 22 tahun sebagai walikota Davao City, terkadang mengendarai sepeda motor "berburu mangsa penjahat untuk dibunuh."

Beberapa senator telah memperingatkan Duterte bahwa ia berisiko dimakzulkan atas komentar-komentarnya.

Amerika Serikat, sekutu lama Filipina yang telah mengutarakan kekhawatirannya mengenai perang narkoba Duterte dan retorika anti-Amerikanya, mengatakan mengetahui pernyataan-pernyataannya tentang helikopter.

"Seperti yang telah kami nyatakan sebelumnya, kami sangat prihatin dengan laporan-laporan mengenai pembunuhan ekstrayudisial atau atas perintah otoritas pemerintah di Filipina," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Anna Richey-Allen dalam balasan email kepada Reuters.

Operasi-operasi Polisi

Duterte telah berulang kali mengatakan pembunuhan-pembunuhan itu adalah bagian dari operasi-operasi polisi sah, termasuk insiden penyanderaan, dan mereka yang dibunuh adalah kriminal, bukannya tersangka.

Tidak jelas kapan atau di mana insiden helikopter yang disebutkan Duterte terjadi.

Dalam sebuah wawancara hari Kamis dengan saluran berita Filipina ABS-CBN, Duterte mengelak ketika ditanya soal insiden itu.

"Helikopter untuk melempar orang?" tanyanya. "Jika itu benar, saya tidak akan mengakuinya."

Juru bicaranya, Ernesto Abella, menyatakan sebelumnya bahwa kisah itu adalah "legenda urban."

Duterte juga mengatakan enam bahwa orang ditahan minggu lalu dalam penyitaan lebih dari satu ton metrik metamfetamin atau "shabu", beruntung ia sedang berada di luar kota.

"Mereka beruntung saya tidak ada di Manila saat itu. Kalau saya tahu ada shabu sebanyak itu di dalam sebuah rumah, saya jelas akan membunuh kalian," ujarnya.

"Tidak usah membuat drama -- saya sendiri yang akan menembak kalian jika tidak ada yang melakukannya."

Utusan PBB untuk hak asasi manusia telah menyerukan penyelidikan terhadap klaim-klaim Duterte mengenai pembunuhan orang, yang direspon minggu lalu oleh Duterte, yang menyebutnya "bodoh", "idiot", dan "anak pelacur" yang harus kembali ke sekolah. [hd]

XS
SM
MD
LG