Tautan-tautan Akses

Presiden Dewan UE Desak Pertimbangkan Segera Sanksi untuk Belarus


Presiden Dewan Eropa Charles Michel saat berbicara pada konferensi pers video di Brussels, Belgia, 19 Agustus 2020. (Foto: AFP)
Presiden Dewan Eropa Charles Michel saat berbicara pada konferensi pers video di Brussels, Belgia, 19 Agustus 2020. (Foto: AFP)

Presiden Dewan Eropa Charles Michel telah menyerukan pertimbangan yang lebih cepat mengenai sanksi-sanksi terhadap para pejabat di Belarus setelah penahanan sejumlah pemimpin oposisi di sana.

“Persekusi politik di Belarus yang mencakup penahanan dengan alasan politik dan pengusiran paksa harus dihentikan,” cuit Michel hari Rabu (9/9). “Pihak berwenang Belarus harus membebaskan tahanan politik dan membiarkan warga menggunakan hak kebebasan berbicara dan berkumpul mereka,” lanjutnya.

Pihak berwenang Belarus yang tidak dikenal, Rabu (9/9), menahan satu dari dua pemimpin dewan oposisi yang masih bebas di tengah-tengah protes yang terus berlanjut menentang presiden yang telah lama berkuasa, Alexander Lukashenko, menyusul pemilu yang disengketakan.

Maxim Znak dibawa keluar kantor Dewan Koordinasi oleh orang-orang tak dikenal yang mengenakan topeng ski, sebut rekannya, Gleb German.

Penangkapan pengacara tersebut terjadi sementara Lukashenko berusaha mengakhiri protes terhadapnya. German mengatakan Znak sempat menulis SMS “masker” sebelum ponselnya disita.

Svetlana Alexievich, pemenang Nobel Sastra 2015, kini menjadi satu-satunya anggota eksekutif dewan yang masih bebas di Belarus, meskipun sekelompok orang tak dikenal telah berusaha memasuki apartemennya pada hari Rabu.

Beberapa diplomat dan jurnalis Uni Eropa tiba di apartemennya di Minsk untuk mencegah penahanannya. Alexievich mengatakan kepada para wartawan bahwa ia tidak berencana meninggalkan Belarus.

“Apa yang terjadi merupakan teror terhadap rakyat,” kata Alexievich. “Kita harus bersatu dan tidak menyerah pada niat kita. Ada ancaman kita akan kehilangan negara kita.”

Ribuan orang telah ambil bagian dalam protes lima pekan setelah pemilu 9 Agustus yang dinyatakan dimenangkan oleh Lukashenko. Partai-partai oposisi, AS dan Uni Eropa menuduh pemilu itu dicurangi.

Lukashenko membantah pemilu itu curang dan menyatakan kerusuhan di negaranya terjadi karena campur tangan negara-negara Barat. Kantor-kantor berita Rusia pekan ini mengutipnya mengatakan bahwa tidak ada sesuatu untuk dibahas dengan oposisi, dan bahwa ia akan terbuka bagi reformasi konstitusional serta kemungkinan pemilihan presiden baru.

Pesaing utama Lukashenko, Sviatlana Tsikhanouskaya, telah meninggalkan Belarus.

Lebih dari 7.000 demonstran telah ditangkap, dan bukti meluas mengenai pelecehan dan penganiayaan telah dilaporkan. Sedikitnya empat orang dikabarkan tewas dalam demonstrasi. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG