Para analis Barat memandang kunjungan China ke Rusia sebagai upaya Beijing untuk memperkuat kepentingan strategi dan niaga. Kantor berita resmi China, Xinhua, mengatakan kedua negara diperkirakan akan mencapai kesepakatan mengenai peningkatan perdagangan minyak dan pembangunan pipa saluran gas alam yang menghubungkan kedua negara.
Pembicaraan bilateral kedua negara terkait persetujuan yang menetapkan Rusia akan menyediakan sebanyak 68 miliar meter kubik gas setiap tahun melalui pipa saluran, telah macet selama satu tahun dalam perundingan harga. Dalam keterangannya pekan ini, Wakil Menteri Luar Negeri China Cheng Guoping akan menanda-tangani persertujuan minyak dan gas yang baru, tetapi tidak memberi rinciannya.
Cheng juga mengemukakan munculnya kemitraan koordinasi yang menyeluruh dan strategis dalam dua dekade terakhir, yang menghasilkan penyelesaian bilateral bersejarah terkait sengketa perbatasan, yang muncul saat jatuhnya Uni Soviet lebih dari 20 tahun lalu.
Kedua negara juga bersekutu erat dalam bidang diplomasi, dimana Beijing mengikuti kepemimpinan Moskow di Dewan Keamanan PBB dalam menentang intervensi luar dalam perang saudara yang berdarah di Suriah.
Rusia pada gilirannya telah mengikuti kepemimpinan China mengenai Korea Utara, ketika Dewan menekan Pyongyang agar mengakhiri usahanya untuk memperoleh senjata nuklir.
Pembicaraan bilateral kedua negara terkait persetujuan yang menetapkan Rusia akan menyediakan sebanyak 68 miliar meter kubik gas setiap tahun melalui pipa saluran, telah macet selama satu tahun dalam perundingan harga. Dalam keterangannya pekan ini, Wakil Menteri Luar Negeri China Cheng Guoping akan menanda-tangani persertujuan minyak dan gas yang baru, tetapi tidak memberi rinciannya.
Cheng juga mengemukakan munculnya kemitraan koordinasi yang menyeluruh dan strategis dalam dua dekade terakhir, yang menghasilkan penyelesaian bilateral bersejarah terkait sengketa perbatasan, yang muncul saat jatuhnya Uni Soviet lebih dari 20 tahun lalu.
Kedua negara juga bersekutu erat dalam bidang diplomasi, dimana Beijing mengikuti kepemimpinan Moskow di Dewan Keamanan PBB dalam menentang intervensi luar dalam perang saudara yang berdarah di Suriah.
Rusia pada gilirannya telah mengikuti kepemimpinan China mengenai Korea Utara, ketika Dewan menekan Pyongyang agar mengakhiri usahanya untuk memperoleh senjata nuklir.