Presiden China Xi Jinping diberi gelar baru sebagai “panglima tertinggi” Pusat Komando Operasi Gabungan negara itu, dan dengan jabatan tersebut ia memiliki peran lebih menonjol dalam memimpin militer China, lapor media pemerintah, Kamis (21/4).
Dalam laporan media hari Rabu dan Kamis, Xi tampak mengenakan baju kamuflase tempur dengan lencana Pusat Komando itu secara terbuka untuk pertama kalinya.
Selain menjabat presiden, Xi adalah ketua Komisi Militer Pusat, yang memberinya kewenangan atas 2,3 juta anggota Tentara Pembebasan Rakyat, militer terbesar di dunia. Ia juga menjabat Sekretaris Jenderal Partai Komunis China dan ketua Dewan Keamanan Nasional yang dibentuk baru-baru ini.
Xi telah menyusun kebijakan luar negeri China yang lebih asertif sejak ia menjabat pada tahun 2012. Ia mengawasi pembangunan pesat pulau-pulau buatan di Laut China Selatan dan mengirim kapal-kapal ke perairan yang dikuasai Jepang, yang banyak dianggap sebagai tanda-tanda agresi.
Kantor berita pemerintah Xinhua melaporkan Xi mengunjungi pusat komando itu hari Rabu, di mana ia meminta para staf “agar dengan cermat mengikuti tren revolusi militer global dan berupaya keras membangun sistem komando tempur gabungan yang sesuai dengan kebutuhan tempur dan agar menang perang.” Xi didampingi dua wakil ketua komisi militer, Jenderal Fan Changlong dan Jenderal Xu Qiliang. Pusat komando tersebut dilaporkan berlokasi di bawah tanah di bagian barat pinggiran kota Beijing. [uh/ab]