Presiden Brazil Jair Bolsonaro, Senin (29/3), merombak kabinetnya. Itu merupakan perombakan terbesar sejak ia menjabat, sementara tekanan meningkat terhadap pemimpin sayap kanan itu atas penanganannya terhadap pandemi yang telah menewaskan lebih dari 300 ribu orang.
Menteri Luar Negeri Ernesto Araujo termasuk yang dicopot. Dia adalah salah satu sekutu Bolsonaro yang paling setia dan orang yang anti-China. Ia menghadapi kritik dari anggota parlemen karena gagal mendapatkan tambahan vaksin COVID-19 dari Beijing dan Washington.
Bolsonaro memindahkan kepala stafnya ke Kementerian Pertahanan dan menempatkan seorang pejabat kepolisian federal, yang dekat dengan keluarganya, bertanggung jawab atas Kementerian Kehakiman.
Pendiri perusahaan strategi politik yang berbasis di Brazilia, Creomar de Souza, mengatakan perubahan dalam Kementerian Pertahanan itu sangat tidak terduga. Ia menambahkan, "Bolsonaro berada di bawah tekanan besar dan bereaksi untuk mendapatkan kembali narasi politik."
Brazil sedang mengalami fase terburuk dari krisis kesehatan global. Kematian akibat COVID-19 mencapai 3.000 per hari dan varian baru virus corona menulari populasinya.
Bolsonaro pantang melakukan lockdown. Ia meragukan vaksin dan mendesakkan pengobatan yang tidak terbukti.
Brazil berada pada posisi kedua setelah Amerika Serikat dalam total kasus COVID-19 dan kematian. [ka/ab]