Presiden Sudan Omar al-Bashir siap bertolak ke Qatar, lawatan mancanegara pertamanya sejak protes-protes antipemerintah yang luas mengguncang negara itu.
Bashir dijadwalkan bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Rabu (22/1) untuk membahas cara-cara meningkatkan hubungan, sebut kantor berita resmi QatarQNA hari Senin.
Bashir berusaha tidak membesar-besar protes itu, seraya menegaskan bahwa “agen-agen” asing dan “para penyusup” bertanggung jawab atas protes serta kekerasan yang menyertainya kemudian.
“Ada sebagian orang di antara para pengunjuk rasa yang membunuh demonstran,” kata Bashir dalam pidato hari Minggu.
Guncang telah mengalami demonstrasi besar-besaran sejak 19 Desember, sewaktu pemerintah menaikkan harga roti. Protes itu telah berkembang luas, dan banyak di antaranya yang menyerukan diakhirinya pemerintahan Bashir yang telah berkuasa selama tiga dekade.
Pemerintah telah mengukuhkan bahwa 24 orang tewas dalam protes itu. Tetapi PBB menyatakan laporan yang kredibel menunjukkan bahwa jumlah korban tewas mungkin hampir dua kali lipat dari angka tersebut. Ada banyak juga yang cedera dan berbagai laporan yang menyebutkan pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan menembakkan peluru tajam di dalam rumah sakit sewaktu mereka mengejar para demonstran yang cedera.
Lebih dari 800 orang telah ditangkap, termasuk para wartawan, tokoh-tokoh oposisi, demonstran dan warga sipil. [uh]