Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri yang baru telah berjanji untuk meningkatkan diplomasi Amerika dan membantu Departemen Luar Negeri mendapatkan “kebanggaannya kembali.” Ratusan karyawan di departemen ini di Washington, menyambutnya dengan antusias, Selasa (1/5).
Semangat di Departemen Luar Negeri telah turun karena ancaman pemotongan anggaran yang tajam, dan puluhan pos kunci dan jabatan duta besar masih kosong sejak masa jabatan pendahulunya, Rex Tillerson.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mendapat sambutan hangat seperti layaknya “bintang rock” dan Deputi Menteri Luar Negeri John Sullivan mengatakan ia memiliki latar belakang kombinasi ketrampilan yang langka.
Dalam acara penyambutan itu, John Sullivan di antaranya mengatakan, “Kita memiliki komandan pasukan tank, yang kemudian kuliah di Fakultas Hukum Universitas Harvard dan kemudian terpilih ke Harvard Law Review.”
Harvard Law Review adalah organisasi bergengsi yang dikelola oleh mahasiswa yang tujuan utamanya adalah menerbitkan jurnal ilmiah dalam bidang hukum.
Sullivan mengatakan bahwa Pompeo akan menjadi lawan yang tangguh bagi musuh-musuh Amerika Serikat. Pompeo memulai tugasnya dengan naik pesawat untuk melakukan perjalanan ke luar negeri hanya beberapa jam setelah dikonfirmasi oleh Senat, dan bahkan belum sempat melihat kantornya yang elegan di lantai tujuh, gedung Deplu AS.
“Saya mengatakan dalam sesi tanya jawab untuk konfirmasi di Senat bahwa saya akan menghabiskan sedikit waktu di lantai tujuh. Saya kira kantor saya di lantai ke-tujuh, bukan? Ya, saya akan naik ke sana sebentar lagi,” katanya.
Pompeo mengatakan dia berencana melakukan banyak perjalanan dan memberikan dorongan bagi para diplomat karier yang bekerja keras di seluruh dunia.
"Korps diplomatik Amerika Serikat perlu berada di setiap sudut, setiap penjuru dunia, melaksanakan misi atas nama negara ini, dan dengan rendah hati, saya katakan bahwa tugas mulia saya adalah membantu Anda mencapai misi itu," kata Pompeo.
Setelah memberikan sambutan pertamanya kepada karyawan Departemen Luar Negeri, Pompeo berbaur dengan mereka dengan gembira, dan sesekaliberpose bersama karyawan untuk swafoto. Dia terlihat sangat berbeda dengan pendahulunya, Rex Tillerson, yang terkesan malu-malu dengan kamera.
Nile Gardner, pakar kebijakan luar negeri dari Heritage Foundation mengatakan Pompeo akan memimpin diplomasi yang kuat. “Saya yakin kehadirannya di panggung dunia akan jauh menonjol daripada Rex Tillerson. Selain itu, Mike Pompeo adalah seseorang yang, menurut hemat saya, akan didengar oleh presiden,” ujarnya.
Tetapi Pompeo akan menghadapi berbagai tantangan, menurut Thomas Hill, pakar kebijakan luar negeri di Brookings Institution.
“Saya kira dia perlu bertindak lebih jauh daripada hanya memulihkan, tapi saya kira dia perlu memodernisasi Departemen Luar Negeri, sementara juga mengatasi perselisihan antarlembaga yang pasti akan terjadi. Selain itu juga dia mesti berurusan dengan masalah diplomasi internasional seperti biasa, termasuk Iran, Korea Utara, Rusia, dan lain sebagainya,” kata Thomas Hill.
Hari Rabu ini (2/5) Presiden Donald Trump akan mengunjungi Departemen Luar Negeri untuk pertama kalinya untuk upacara pelantikan Mike Pompeo.[lt/uh]