Di kota-kota yang udaranya sudah tercemar seperti Beijing dan Tokyo, orang-orang mengenakan penutup wajah untuk menyaring partikel berbahaya di udara telah menjadi pemandangan biasa. Namun tidak demikian di London. Penelitian tahun 2015 menunjukkan hampir 9.500 warga kota London meninggal lebih dini setiap tahun akibat paparan polusi udara dalam jangka panjang.
Itulah sebabnya Tiaan Trahms merancang masker penutup wajah yang disebut “Doodle Masks” bagi anak-anak.
“Dampak pencemaran udara pada orang dewasa tidak separah pada anak-anak, karena paru-paru anak belum benar-benar berkembang seperti orang dewasa, sehingga mereka terpapar 60 hingga 70 persen lebih buruk daripada orang dewasa,” ungkapnya.
Masker penutup wajah itu dihiasi disain berwarna-warni untuk menarik anak-anak, seperti Yousif yang berusia enam tahun dan mengenakan masker dengan motif Star Wars ke sekolah.
Ibunya – Selma Abadi – menilai ini penting.
“Kita ingin melindungi anak-anak supaya tidak menghirup udara kotor ke dalam paru-paru mereka dan menimbulkan dampak, khususnya anak saya yang bisa menderita asthma seperti yang saya idap. Jadi saya akan lakukan apapun untuk melindunginya dari polusi udara,” ujar Selma.
Tiaan Trahms mengatakan masker yang terbuat dari katun itu menyaring sebagian besar partikel udara, khususnya partikel mikroskopik mematikan yang keluar dari knalpot kendaraan.
“Saya banyak melakukan riset tentang katun, jenis katun, kapas yang dipintal menjadi benang, lapisan katun yang berbeda, berapa banyak lapisan katun yang diperlukan untuk membuatnya menjadi masker dan ini terbukti secara ilmiah bisa mengurangi masuknya partikel-partikel berbahaya antara 40 hingga 60 persen,” tambah Tiaan.
Sampai udara bisa sungguh-sungguh bersih, alat penutup muka ini bisa membantu orang bernapas lebih baik. [em/ii]