Tautan-tautan Akses

Politisi Pakistan Tolak Kemenangan karena “Hati Nurani”


FILE - Hafiz Naeemur Rehman, ketua Jamaat-e-Islami (JI) di Karachi.
FILE - Hafiz Naeemur Rehman, ketua Jamaat-e-Islami (JI) di Karachi.

Seorang politisi Pakistan yang dinyatakan sebagai pemenang kursi dewan provinsi pada pemungutan suara pekan lalu mengatakan, dia akan mengaku kalah kepada saingannya karena dia yakin hasil pemilu telah dicurangi.

Ada banyak tuduhan kecurangan pemilu dan manipulasi hasil setelah pihak berwenang mematikan jaringan telepon seluler di negara itu pada hari pemilu dan penghitungan suara memakan waktu lebih dari 24 jam.

Para kandidat independen yang setia kepada mantan perdana menteri Imran Khan yang dipenjara, meraih kursi terbanyak dalam pemilihan Majelis Nasional hari Kamis, sehingga menghalangi Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) yang didukung militer untuk mendapatkan mayoritas untuk membentuk pemerintahan.

Mereka juga meraih hasil yang lebih baik dari yang diharapkan dalam pemilu serentak di empat dewan provinsi di Khyber Pakhtunkhwa, Baluchistan, Sindh dan Punjab.

Hafiz Naeemur Rehman, ketua Jamaat-e-Islami (JI) di ibu kota keuangan Karachi, memenangkan partainya satu kursi di majelis Sindh dengan hasil resmi menunjukkan dia mendapat 26.296 suara, dibandingkan dengan 20.608 suara untuk pemenang nomor dua.

Namun Rehman yakin pemenang sebenarnya adalah kandidat independen yang terkait dengan partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pimpinan Khan, yang berada di urutan keempat dengan 11.357 suara.

“Sebagai orang yang bertanggung jawab, saya nyatakan calon yang didukung PTI itu menang dan saya tidak akan memanfaatkan kursi itu” kata Rehman dalam konferensi pers, Senin (12/2).

“Saya tidak akan menerima suara tambahan apa pun yang diberikan kepada saya,” tambah dia.

PTI memuji langkah tersebut di media sosial. “Ini akan memberikan kekuatan kepada banyak orang lain yang dipaksa oleh rezim untuk mengambil mandat palsu,” kata partai tersebut di platform X.

Puluhan petisi telah diajukan oleh para kandidat yang kalah dan mengklaim bahwa kemenangan mereka dirampok karena kecurangan atau manipulasi penghitungan suara.

Namun, Rehman adalah satu-satunya kasus di mana seorang pemenang menyatakan bahwa kecurangan memberinya kemenangan.

Partai Islamis itu juga menantang hasil yang tidak menguntungkan mereka di beberapa daerah pemilihan lainnya.

“Ada empat petisi yang menunggu keputusan di pengadilan tinggi dan ada bukti kecurangan untuk mendapatkan lebih banyak kursi yang akan diajukan ke pengadilan,” kata juru bicara partai Zahid Askari kepada kantor berita AFP.

Dengan tidak adanya pemenang yang jelas dalam pemilu nasional minggu lalu, Pakistan menghadapi ketidakpastian politik selama berminggu-minggu ke depan. [lt/ns]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG