Seorang politisi oposisi Kamboja dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada Kamis (26/12) dan dilarang berpartisipasi dalam pemilu karena dianggap memicu keresahan publik, ungkap pengacaranya. Hukuman tersebut merupakan kasus terbaru dari serangkaian kasus yang menurut para aktivis merupakan upaya untuk meredam kritik terhadap pemerintah.
Sun Chanthy, presiden dari Partai Kekuatan Bangsa (Nation Power Party), ditahan dan dikenai dakwaan pada Mei lalu setelah ia bertemu dengan pendukungnya di Jepang. Polisi mengatakan Chanthy telah menyebarkan informasi palsu di Facebook yang menyesatkan publik, tetapi penangkapannya tidaklah bermotif politik, lapor sejumlah media lokal pada saat itu.
Pengacaranya, Choung Chou Ngy, mengatakan kepada awak media pada Kamis bahwa Sun Chanthy dihukum secara in absentia karena ia tidak dapat bepergian dari lapas provinsi untuk menghadiri persidangan di Phnom Penh karena sakit.
Ia bergabung dengan daftar panjang politisi, jurnalis, aktivis buruh dan lingkungan yang telah dipenjara karena berbicara menentang pemerintah Kamboja, yang telah dipimpin oleh Partai Rakyat (CPP) selama empat dekade.
Menteri Kehakiman Kamboja tidak merespons permintaan komentar terkait hukuman tersebut.
Selama bertahun-tahun, pemerintah Kamboja telah menyangkal tuduhan terkait pembatasan kebebasan berbicara dan menindak lawan politiknya. Pihak pemerintah mengatakan mereka yang dipenjara atau dijatuhi hukuman telah melanggar hukum.
Pemerintahan yang dipimpin CPP telah melakukan serangkaian penindasan yang kejam terhadap lawannya, dengan memenjarakan sejumlah politisi, di mana banyak dari mereka dihukum secara in absentia, dan ratusan lainnya yang melarikan diri menjadi eksil ke luar negeri.
Sun Chanthy membentuk Partai Kekuatan Bangsa pada 2023 menyusul pelarangan terhadap Partai Pelita Cahaya (Candlelight Party), yang merupakan satu-satunya partai oposisi di Kamboja, untuk berpartisipasi dalam pemilu pada tahun lalu. CCP akhirnya meraih kemenangan telak pada pemilu tersebut.
Menurut kelompok hak asasi manusia LICADHO, yang mendata kasus-kasus para pengkritik pemerintah, sebanyak 102 orang telah ditangkap dan ditahan di Kamboja pada tahun ini, di mana 76 di antaranya masih berada di dalam tahanan hingga 10 Desember. [rs/ft]
Forum