Militer Indonesia dan AS pada Minggu mulai melakukan latihan gabungan yang difokuskan pada pertahanan pulau. Latihan bersama itu melibatkan 4.500 tentara dari kedua negara dan merupakan latihan militer gabungan terbesar Indonesia dan Amerika. Apakah ini merupakan bagian dari geopolitik di kawasan?
Latihan gabungan ini merupakan bagian dari "Garuda Shield" yang dilakukan setiap tahun oleh militer kedua negara dalam lebih dari satu dekade. Kali ini penyelenggaraannya dilakukan di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan selama dua minggu.
Manuver-manuver ini berlangsung di tengah-tengah ketegangan antara Amerika dan China sehubungan peningkatan kehadiran militer Beijing di Laut Cina Selatan.
Zack Cooper adalah peneliti senior di American Enterprise Institute di Washington DC dan mantan anggota Dewan Keamanan Nasional Amerika semasa pemerintahan Presiden George W. Bush. Kepada VOA, ia mengatakan hubungan militer antara Indonesia dan Amerika sudah terselenggara sejak lama, dan tidak ada hubungannya dengan memburuknya hubungan Amerika dan China.
“Saya berpendapat, penting bagi AS untuk mempertahankan hubungannya dengan Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara terlepas apa yang mereka lakukan dengan China. Ini adalah negara-negara yang penting, khususnya Indonesia, negara yang sangat besar dari segi teritorial dan penduduknya, dan berpengaruh besar di kawasan, sehingga saya berpendapat, sangat penting bagi Washington untuk memiliki hubungan baik dengan Jakarta, dan itu tidak harus tergantung pada apa yang dilakukan Jakarta dan Beijing,” jelasnya.
Dihubungi secara terpisah, Gilang Kembara, peneliti hubungan internasional di Center for Strategic and International Studies, CSIS, Jakarta, sependapat bahwa ini merupakan salah satu unsur dari keseluruhan kerjasama pertahanan Indonesia dan Amerika.
“Justru kalau saya perhatikan dari tahun 2020 kemarin, kebijakan diplomasi pertahanan Indonesia dengan negara-negara mitranya semakin erat, dan semakin kuat dijalankan. Kalau kita lihat ke beberapa bulan ke belakang, seluruh gugusan TNI itu sudah banyak melakukan latihan-latihan militer dengan Amerika Serikat. Memang dengan banyak meningkatnya ketidakpastian politik, dinamika politik yang berubah secara cepat, saya rasa memang bagi Indonesia hal yang paling diutamakan justru untuk meyakinkan atau setidaknya mendapat hubungan yang baik dengan mitra pertahanan yang paling erat,” komentarnya.
Sementara itu Jakarta juga mempererat hubungan ekonominya dengan Beijing, termasuk pengadaan vaksin virus corona dalam jumlah besar. Jadi Indonesia berusaha menciptakan keseimbangan di antara kedua kekuatan militer di kawasan, Amerika dan China.
Tetapi menurut Nikkei Asia, untuk Washington latihan gabungan ini merupakan bagian dari usahanya untuk membina front guna menghadapi peningkatan militer China di Laut Cina Selatan.
Dalam pidatonya di Singapura Juli lalu, Menhan Amerika Lloyd Austin memperingatkan bahwa klaim China atas kedaulatannya di Laut Cina Selatan tidak memiliki dasar dari segi hukum internasional, dan Austin mengungkapkan tekad Amerika untuk mempererat hubungannya dengan sekutu dan negara sahabat di kawasan itu.
Latihan berikutnya antara militer kedua negara direncanakan dilakukan di Amerika dalam tahun ini. [jm/ka]