Pihak berwenang di Almaty, Kazakhstan menutup sebuah konferensi pers Jumat (29/4) di mana para aktivis sedang mendiskusikan rencana untuk menggelar protes reformasi agraria di kota itu. Polisi menahan belasan aktivis di luar Almaty Press Club.
Insiden ini menyusul protes di seluruh negara itu terhadap rencana pemerintah untuk melakukan privatisasi lahan pertanian mulai tanggal 1 Juli 2016.
Meskipun protes publik jarang terjadi di Kazakhstan, ratusan orang berunjuk rasa di beberapa kota sejak Minggu (24 April), karena khawatir reformasi agraria itu akan memungkinkan orang asing mengambil alih lahan pertanian, terutama setelah pemerintah mengumumkan beberapa perjanjian proyek pertanian dengan China.
Reformasi itu kabarnya akan memungkinkan pemerintah untuk menjual lahan pertanian kepada usaha patungan, asalkan perusahaan itu dikendalikan oleh warga negara Kazakhstan, sementara penjualan tanah langsung kepada orang asing masih dilarang.
Jaksa Agung Kazakhstan mengeluarkan peringatan Kamis (28/4) , bahwa “menyebarkan informasi palsu tentang privatisasi tanah” adalah tindak kejahatan.
Tapi beberapa analis mengatakan warga Kazakhstan bergabung dalam protes untuk mengekspresikan ketidakpuasan umum terhadap pemerintah Presiden Nursultan Nazarbayev yang telah berkuasa sejak tahun 1989. [as/uh]
