Pasukan keamanan Turki menembak mati seorang perempuan dan menahan seorang laki-laki hari Rabu (1/4), setelah mereka menyerang markas besar polisi di Istanbul.
Media Turki melaporkan dua orang polisi terluka ketika penyerang itu menembaki polisi yang menjaga pintu masuk kantor polisi yang terletak di wilayah Fatih, Istanbul.
Pihak berwenang percaya, dua penyerang itu dari kelompok sayap kiri yang dilarang, Front Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner atau DHKP-C.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan Rabu itu. Namun sebuah situs yang dekat dengan DHKP-C, Anatolia’s Voice mengatakan dalam sebuah pesan Twitter, bahwa serangan itu sebagai balasan atas operasi polisi hari Selasa yang membebaskan seorang jaksa, Mehmet Selim Kiraz, yang disandera di dalam gedung pengadilan oleh 2 dua orang yang dicurigai sebagai anggota DHKP-C.
Kiraz tertembak dan kemudian meninggal di rumah sakit. Dua penyandera itu juga tewas dalam tembak-menembak dengan polisi.
Dalam upacara pemakaman jaksa yang terbunuh itu, Perdana Menteri Ahmet Davutoglu berjanji untuk mencari mereka yang bertanggung-jawab atas penyanderaan itu, dengan mengatakan, kedua orang bersenjata itu menelpon ke luar negeri ketika terjadinya pengepungan yang berlangsung enam jam.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mempersingkat kunjungan resminya ke Romania hari Rabu, untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Kiraz.
DHKP-C belum lama ini mengancam akan menyerang kantor polisi di Turki, yang juga menjadi sasaran dalam serangan-serangan terdahulu. Kelompok itu juga berada di balik serangkaian pembunuhan dan serangan bunuh diri, termasuk di kedutaan Amerika.
Amerika, Uni Eropa dan Turki memasukkan DHKP-C dalam daftar organisasi teroris.