Puluhan polisi bersenjata lengkap dan memakai penutup muka mendatangi sebuah rumah di Brojodipan, Makamhaji, Sukoharjo, Selasa siang (19/7). Garis polisi dipasang di sekitar lokasi rumah tersebut. Belasan jurnalis maupun warga sekitar diperintahkan menjauh dari lokasi berjarak 10 meter. Sekitar 2 jam penggeledahan dilakukan di rumah itu dan polisi menyita bukti sejumlah kantong berisi senjata tajam, dan sebagainya.
Wakapolres Sukoharjo, Komisaris Polisi Andhika Bayu, saat ditemui di lokasi penggeledahan mengatakan seorang terduga teroris ditangkap Densus Anti Teror di wilayah Sukoharjo. Namun Andhika enggan membeberkan lebih rinci penangkapan maupun hasil penggeledahan terduga teroris ini.
“Ya pagi tadi Densus Anti Teror melakukan penangkapan terduga teroris jaringan pelaku bom bunuh diri di Polresta Solo. Penangkapan di sekitar underpass makamhaji Sukoharjo. Kemudian siang hingga sore ini Densus bersama Polres Sukoharjo menggeledah rumah terduga teroris yang ditangkap ini. Hasil penggeledahan maupun identitas terduga teroris hanya Densus yang berhak merilis. Kami hanya memback up pengamanan selama melakukan penggeledahan saja, “ ujar Wakapolres Sukoharjo, Komisaris Polisi Andhika Bayu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi, rumah tersebut dihuni Haryanto alias Hasan. Terduga teroris tersebut ditangkap Selasa pagi di perbatasan Solo-Sukoharjo. Setelah menggeledah di Sukoharjo, Densus dan polisi kemudian berpindah lokasi menggeledah sebuah rumah di Colomadu, Karanganyar. Rumah tersebut juga pernah dihuni terduga teroris yang ditangkap di Sukoharjo.
Sementara itu, seorang tetangga rumah yang digeledah Densus 88 dan Polres Sukoharjo, Mulyati, mengatakan penghuni rumah itu bersikap sangat tertutup dengan warga sekitar. Rumah Mulyati hanya berjarak kurang dari 10 meter dan menjadi satu-satunya jalan masuk gang menuju rumah yang digeledah polisi.
“Saya tidak tahu banyak soal orang itu, dia dan keluarganya sangat tertutup. Jarang bertemu dengan tetangga. Pernah tengah malam datang membawa seorang teman. Dia baru tinggal di rumah itu sekitar 6 bulan,” ujar tetangga terduga teroris di Sukoharjo.
Sebagaimana diketahui, markas polisi di Solo Jawa Tengah menjadi sasaran aksi teror bom bunuh diri menjelang Hari Raya Idul Fitri awal bulan lalu. Pelaku bom bunuh diri, dipastikan bernama Nurrohman, tewas di lokasi dan melukai seorang polisi. POLRI dan BNPT menyatakan Nurrohman terkait jaringan kelompok militan negara Islam di Suriah dan Irak, ISIS, dan menjadi buronan Densus Anti Teror karena terlibat jaringan teroris di Bekasi dan Jakarta. Mabes Polri menyebut aksi teror ini bukan aksi tunggal dan polisi masih memburu anggota jaringan teroris ini yang diperkirakan kurang dari lima orang. Aksi teror ini terjadi berselang sehari setelah aksi bom bunuh diri di Arab Saudi, pemboman kafe di Malaysia, dan penyanderaan warga negara asing di Bangladesh yang menewaskan 20 sandera dari berbagai negara.