Kontingen besar polisi Kuba berpatroli di Ibu Kota Havana pada Senin (12/7), menyusul protes yang jarang terjadi di negara pulau itu terhadap kekurangan pangan dan harga tinggi di tengah krisis virus corona. Presiden Kuba mengatakan demonstrasi itu diprovokasi lewat media sosial oleh warga Kuba di Amerika Serikat (AS).
Protes pada Minggu (11/7) ditandai dengan unjuk sentimen anti-pemerintah terbesar di negara yang dikontrol ketat tersebut selama bertahun-tahun. Kuba sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade, bersama kebangkitan kasus virus corona, karena menderita konsekuensi sanksi AS yang dijatuhkan oleh pemerintahan mantan presiden Donald Trump.
Pihak berwenang bertekad menghentikan demonstrasi. Belasan pengunjuk rasa ditahan, termasuk pembangkang terkemuka Kuba yang ditangkap ketika berusaha menghadiri pawai di Kota Santiago, 900 km tenggara Havana. Demonstran mengganggu lalu lintas di ibu kota selama beberapa jam sampai beberapa melemparkan batu dan polisi membubarkan mereka.
Layanan internet tidak lancar, mungkin karena upaya mencegah pengunjuk rasa berkomunikasi satu sama lain.
Dalam pernyataan pada Senin (12.7), Presiden AS Joe Biden mengatakan pengunjuk rasa Kuba menegaskan hak-hak dasar mereka. AS mendesak pemerintah Kuba agar melayani rakyat dan bukan “memperkaya diri sendiri,” tambah Biden. [lt/ka]