Badan keamanan mengatakan, operasi terhadap orang-orang bersenjata pekan ini menemukan bom rakitan yang menunjukkan ada rencana untuk melancarkan serangan sebelum dan selama perayaan.
Peringatan keamanan itu dimuat dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh polisi rahasia Nigeria, Kamis malam. Itu peringatan pertama oleh Departemen Layanan Negara (DSS), sejak Presiden Nigeria Bola Tinubu menjabat pada Mei.
DSS mengatakan, peringatan itu didasarkan pada intelijen dan bom rakitan ditemukan pekan ini dalam operasi pembrantasan terorisme di negara bagian Kogi dan Nasarawa pusat di dekat ibu kota.
Para pejabat DSS mengatakan, para petugas membunuh seorang pemimpin geng terkenal dan menangkap seorang pedagang senjata dalam penggerebekan Senin dan Kamis pagi.
Juru bicara polisi rahasia, Peter Afunanya tidak menanggapi untuk berkomentar lebih lanjut, namun pensiunan petugas DSS Mike Ejiofor mengatakan, ancaman itu harus ditanggapi dengan serius.
"Ini adalah nasihat dari dinas keamanan negara, agar orang-orang waspada dan kita tahu, nasihat semacam itu didasarkan pada intelijen yang dikumpulkan, jadi penting bagi orang-orang agar menyadari keadaan di sekitar lingkungan mereka," ujarnya.
Badan keamanan mengatakan akan bekerja sama dengan militer dan polisi untuk menggagalkan rencana para teroris. Masalah keamanan menciptakan masalah besar bagi pemerintahan sebelumnya.
Nigeria telah melawan pemberontakan selama hampir 14 tahun, juga memerangi gerombolan bersenjata yang sering membunuh atau menculik untuk memperoleh uang tebusan. Pusat ibadah sering menjadi sasaran serangan teror.
Dalam pelantikannya pada 29 Mei lalu, Presiden Tinubu berjanji pemerintahannya akan mengutamakan pemulihan keamanan. Pada Senin lalu, presiden memecat semua kepala badan keamanan dan kepala polisi, dan mengangkat pejabat baru.
Mike menambahkan, "Bagi saya itu adalah perkembangan yang sangat diharapkan. Keamanan yang terpenting, ada kebutuhan bagi mereka juga untuk segera bertemu dan mulai menyusun strategi tentang cara menangani tantangan keamanan di negara ini."
Pada Juni 2022, orang-orang bersenjata berat menyerbu Gereja Katolik St. Francis Xavier di Owo, sebuah kota di barat daya Nigeria, dan membunuh 41 jemaah. Pihak berwenang menuduh serangan itu dari kelompok ISIS Provinsi Afrika Barat, atau ISWAP.
Sebulan kemudian, ISWAP mengaku bertanggung jawab atas pembobolan penjara besar-besaran di dekat Abuja, yang membebaskan ratusan narapidana termasuk tersangka terorisme.
Pakar keamanan mengatakan, ancaman teror meningkat sejak insiden itu.
Kabir Raji, Sekretaris Pemuda Nasional Nasrul-Lahi-il Fathi Masyarakat Nigeria, sebuah kelompok doa Muslim mengatakan, masyarakat sudah melakukan tindakan pengamanan tambahan di berbagai masjid.
“Kini sedang ada pertemuan; berbagai sekretaris keamanan zona dikerahkan, pemeriksaan keamanan, mengundang polisi dan DSS ke setiap pusat ibadah sebelum dan selama Idul Adha, memastikan mobil di parkir dengan benar, mesin pemindai, dan pemeriksaan, kita semua memilikinya di berbagai lokasi," kata Kabir.
Kini banyak warga lebih waspada ketika menghadiri perayaan. [ps/jm]
Forum