KAIRO —
Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan dua petugas keamanan dan lima militan tewas ketika polisi, militer dan pasukan khusus Mesir bentrok dengan militan Islamis dalam penyerbuan terhadap tempat persembunyian kelompok Ansar Bayt Al-Maqdis yang berbasis di Sinai – di utara Kairo.
Kementerian Dalam Negeri Mesir menambahkan militan melepaskan tembakan ke arah pasukan keamanan dan meledakkan beberapa bom mobil, memicu tembak-menembak yang berlangsung beberapa jam.
Kelompok itu meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan Mesir setelah militer menggulingkan presiden Islamis Mohammed Morsi tahun lalu. Kelompok militan itu pekan lalu menyerbu sebuah pos pemeriksaan polisi-militer di Qalubiya, menewaskan sejumlah polisi muda.
Pengadilan Mesir hari Rabu (19/3) menjatuhkan hukuman mati kepada lebih dari dua puluh militan Islamis – sebagian besar secara in-absentia – terkait serangan-serangan brutal di kota pelabuhan Suez. Seorang militan divonis hukuman penjara 15 tahun.
Di beberapa tempat lain di Kairo, polisi menggunakan gas air mata terhadap kerumunan-kerumunan anak muda di sekitar Universitas Kairo, setelah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa Ikhwanul Muslimin di jalan utama di depan kampus. Para demonstran tersebut melempari polisi di jalan-jalan dekat universitas itu dengan batu dan botol.
Polisi menghalangi para demonstran di Universitas Al-Azhar yang terletak di sisi lain Kairo keluar dari kampus, meskipun anak-anak muda itu melemparkan batu ke arah polisi dan mobil-mobil yang lewat. Media Mesir juga melaporkan beberapa bentrokan di sana-sini di Assyiut dan kota-kota lain di seluruh Mesir.
Situs Ikhwanul Muslimin menuduh polisi “menganiaya para mahasiswa” Universitas Al Azhar dan mengklaim bahwa demonstrasi itu menandai awal sebuah “revolusi baru”. Tetapi demonstrasi ini jauh lebih kecil dibanding banyak demonstrasi lain yang terjadi dalam tiga tahun setelah pergolakan rakyat menggulingkan presiden Hosni Mubarak bulan Februari 2011.
Demonstrasi hari Rabu terjadi ketika banyak warga Mesir sedang menunggu pengumuman Menteri Pertahanan Abdel Fattah el-Sissi bahwa ia akan mengundurkan diri supaya bisa bertarung dalam pemilu presiden. Suratkabar Mesir “Masry Al Youm” mengatakan pengumuman itu akan disampaikan “hari Rabu atau selambat-lambatnya hari Kamis”.
Kementerian Dalam Negeri Mesir menambahkan militan melepaskan tembakan ke arah pasukan keamanan dan meledakkan beberapa bom mobil, memicu tembak-menembak yang berlangsung beberapa jam.
Kelompok itu meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan Mesir setelah militer menggulingkan presiden Islamis Mohammed Morsi tahun lalu. Kelompok militan itu pekan lalu menyerbu sebuah pos pemeriksaan polisi-militer di Qalubiya, menewaskan sejumlah polisi muda.
Pengadilan Mesir hari Rabu (19/3) menjatuhkan hukuman mati kepada lebih dari dua puluh militan Islamis – sebagian besar secara in-absentia – terkait serangan-serangan brutal di kota pelabuhan Suez. Seorang militan divonis hukuman penjara 15 tahun.
Di beberapa tempat lain di Kairo, polisi menggunakan gas air mata terhadap kerumunan-kerumunan anak muda di sekitar Universitas Kairo, setelah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa Ikhwanul Muslimin di jalan utama di depan kampus. Para demonstran tersebut melempari polisi di jalan-jalan dekat universitas itu dengan batu dan botol.
Polisi menghalangi para demonstran di Universitas Al-Azhar yang terletak di sisi lain Kairo keluar dari kampus, meskipun anak-anak muda itu melemparkan batu ke arah polisi dan mobil-mobil yang lewat. Media Mesir juga melaporkan beberapa bentrokan di sana-sini di Assyiut dan kota-kota lain di seluruh Mesir.
Situs Ikhwanul Muslimin menuduh polisi “menganiaya para mahasiswa” Universitas Al Azhar dan mengklaim bahwa demonstrasi itu menandai awal sebuah “revolusi baru”. Tetapi demonstrasi ini jauh lebih kecil dibanding banyak demonstrasi lain yang terjadi dalam tiga tahun setelah pergolakan rakyat menggulingkan presiden Hosni Mubarak bulan Februari 2011.
Demonstrasi hari Rabu terjadi ketika banyak warga Mesir sedang menunggu pengumuman Menteri Pertahanan Abdel Fattah el-Sissi bahwa ia akan mengundurkan diri supaya bisa bertarung dalam pemilu presiden. Suratkabar Mesir “Masry Al Youm” mengatakan pengumuman itu akan disampaikan “hari Rabu atau selambat-lambatnya hari Kamis”.