Seorang prajurit dengan riwayat prestasi tinggi yang meledakkan sebuah Tesla Cybertruck di luar hotel Trump di Las Vegas diketahui menggunakan kecerdasan buatan (AI) generatif—termasuk ChatGPT—untuk merencanakan aksinya, kata kepolisian Las Vegas pada Selasa (7/1).
Hampir satu pekan setelah pria bernama Matthew Livelsberger, 37, menembak dirinya sendiri hingga tewas sesaat sebelum truk tersebut meledak, polisi masih meninjau sebuah laptop, telepon seluler, dan jam tangan milik pelaku.
Penyelidikan menunjukkan pencarian Livelsberger melalui ChatGPT mengarah pada informasi tentang target ledakan, kecepatan laju peluru tertentu, dan legalitas kembang api di negara bagian Arizona.
Kepala Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas, Kevin McMahill, mengatakan penggunaan AI generatif adalah “penentu signifikan” dan pihaknya membagikan informasi ini dengan badan penegak hukum lainnya.
“Ini adalah insiden pertama di wilayah AS yang saya ketahui di mana ChatGPT digunakan untuk membantu seseorang merakit perangkat tertentu,” katanya. “Ini momen yang sangat mengkhawatirkan.”
Dalam konferensi pers berdurasi sekitar 30 menit, kepolisian Las Vegas beserta pejabat penegak hukum federal mengungkap detail terbaru tentang ledakan yang terjadi di Hari Tahun Baru.
Di antara detail yang diungkap, disebutkan bahwa Livelsberger sempat berhenti saat perjalanan ke Las Vegas untuk menuangkan bahan bakar khusus mobil balap ke dalam Cybertruck, yang kemudian menetes ke luar kendaraan.
Kendaraan itu berisi sekitar 27 kilogram bahan piroteknik (petasan), dan pejabat belum bisa memastikan pemicu pasti ledakan tersebut—meskipun ada kemungkinan ledakan terjadi karena kilatan dari senjata yang digunakan Livelsberger untuk menembak dirinya sendiri.
Livelsberger, seorang anggota Pasukan Khusus (Green Beret) Angkatan Darat AS yang pernah dua kali ditugaskan ke Afghanistan dan tinggal di Colorado Springs, Colorado, meninggalkan sejumlah catatan yang menyebutkan bahwa ledakan itu adalah aksi “pertunjukan” guna “membangunkan” masyarakat akan berbagai masalah di negara ini, menurut para pejabat pekan lalu.
Ia juga meninggalkan catatan di ponselnya bahwa ia perlu “membersihkan” pikirannya “dari rekan-rekan yang gugur” dan mengurangi beban “nyawa yang pernah kuambil.”
Ledakan itu mengakibatkan tujuh orang terluka ringan, namun praktis tidak menimbulkan kerusakan pada Hotel Trump International. Otoritas menyatakan bahwa Livelsberger bertindak seorang diri.
Surat-surat yang ditinggalkan Livelsberger menyinggung keluhan politik, persoalan sosial, serta isu domestik dan internasional—termasuk perang di Ukraina. Ia menulis bahwa AS “sedang sekarat dan menuju kehancuran.”
Penyidik berupaya memastikan apakah Livelsberger berusaha membuat pernyataan politik terkait penggunaan Tesla dan lokasi hotel yang menyandang nama presiden terpilih tersebut.
Namun, pejabat penegak hukum menyatakan Livelsberger tidak memendam kebencian terhadap Presiden terpilih Donald Trump. Dalam salah satu catatannya, ia menulis bahwa negara ini harus “bersatu” di belakang Trump dan CEO Tesla, Elon Musk. [th/uh]
Forum