Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe, Selasa (4/7) mengumumkan program ambisius, pemotongan pajak dan pengurangan belanja publik, untuk meningkatkan investasi perusahaan dan mengakhiri ketergantungan negara itu pada pinjaman negara.
Philippe bicara mengenai kewiraswastaan dalam pidato kebijakan pertamanya di depan Majelis Nasional setelah pemilihan presiden dan parlemen Mei dan Juni lalu.
"Pengusaha harus ingin membangun dan berkembang di negara kita daripada di tempat lain," ujar Philippe kepada anggota parlemen, ketika mengumumkan bahwa pajak perusahaan akan dipotong dari 33 persen menjadi 25 persen dalam lima tahun ke depan.
Ia mengatakan, mengatasi pengeluaran Perancis yang berlebihan menjadi prioritas, dan mengingatkan bahwa total utang publik kini mencapai 2,1 triliun euro, hampir setara dengan pemasukan ekonomi sepanjang tahun.
Hampir semua langkah itu mengukuhkan janji kampanye Emmanuel Macron yang terpilih sebagai presiden termuda Perancis Mei lalu setelah berjanji memodernisasi negara tersebut.
Philippe menggariskan salah satu reformasi ekonomi terbesar pemerintah yaitu perombakan undang-undang perburuhan yang kaku, yang memungkinkan perusahaan menegosiasikan syarat dan ketentuan kerja dengan karyawan mereka.
Tindakan itu menghadapi perlawanan dari lawan-lawan sayap kiri.
Serikat buruh CGT yang kuat telah menyerukan demonstrasi dan pemogokan di jalan September nanti.
Pemerintah tidak akan menghadapi kesulitan berarti dalam mengesahkan undang-undang di majelis rendah parlemen di mana kandidat dari partai Macron yang baru, Republic on the Move (REM) memenangi lebih 300 dari 577 kursi dalam pemilihan bulan lalu.
Senat majelis tinggi, dengan mayoritas partai Republik sayap kanan, akan lebih rumit.
Hari Selasa (4/7) Philippe mengatakan pemerintah juga akan memenuhi janji lain kampanye, termasuk memperkenalkan layanan nasional baru bagi kaum muda dan membuat perawatan gigi dan mata gratis dalam sistem kesehatan.
Langkah lain mencakup menaikkan harga rokok menjadi 10 Euro dari 7 Euro saat ini untuk memerangi penyakit terkait rokok, penyebab terbesar kematian yang bisa dicegah di Perancis. [ka/jm]