Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada hari Minggu (29/1) mengutuk “kebencian dan Islamofobia” yang menjadi motif penyerangan sebuah masjid di Quebec tahun 2017 lalu, yang menewaskan enam orang.
Saat menghadiri upacara peringatan yang emosional di Quebec City Islamic Cultural Center, di mana pelaku Alexandre Bissonnette menembak mati enam Muslim setelah salat Isya, Trudeau mengatakan bahwa merupakan tugas setiap warga Kanada untuk terus menegaskan kembali nilai-nilai mereka.
“Kanada adalah tempat bagi keterbukaan dan rasa hormat,” ujarnya, “dan itu semua tidak bisa berlanjut tanpa usaha, tanpa masing-masing dari kita mengetahui bahwa merupakan tanggung jawab pribadi dan kita bersama untuk angkat bicara, untuk membantu, untuk mendukung satu sama lain.”
Bissonnette, 32 tahun, mengaku bersalah atas enam dakwaan pembunuhan berencana dan enam dakwaan percobaan pembunuhan dalam salah satu peristiwa penembakan massal yang langka terjadi di Kanada.
Ketika peristiwa itu terjadi, Perdana Menteri Justin Trudeau mengecam penembakan itu sebagai aksi teroris. Hakim dalam persidangan awal mengatakan, tindakan Bissonnette, yang memasuki masjid di akhir salat dan menembaki jemaah, didorong oleh prasangka, terutama terhadap imigran Muslim.
Mahkamah Agung Kanada kemudian menguatkan keputusan pengadilan yang lebih rendah untuk mempercepat kelayakan pembebasan bersyarat bagi Bissonette menjadi 25 tahun.
Penembakan massal jarang terjadi di Kanada, di mana undang-undang pengendalian senjata api lebih ketat dibandingkan AS. [rd/rs]
Forum