Tautan-tautan Akses

PM Israel akan Minta Kekebalan dari Parlemen


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pertemuan mingguan kabinet di kantornya di Yerusalem, Minggu, 29 Desember, 2019.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pertemuan mingguan kabinet di kantornya di Yerusalem, Minggu, 29 Desember, 2019.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (1/1) mengatakan ia akan meminta kekebalan dari penuntutan pidana dalam tiga kasus korupsi. Pernyataan itu ia keluarkan dalam konferensi pers 11 menit yang ditayangkan langsung di televisi Israel. Netanyahu menegaskan bahwa kekebalan itu akan bersifat sementara, berlaku selama Knesset (parlemen) yang memberikan kekebalan tersebut tetap menjabat.

Netanyahu didakwa dalam tiga kasus terpisah karena suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Dalam salah satu kasus, ia dituduh menerima hadiah berharga dari teman-teman dan kenalannya berupa cerutu, sampanye dan perhiasan. Dalam kasus yang sangat serius, "Kasus 4000", Netanyahu dituduh mendorong regulasi yang menguntungkan perusahaan telekomunikasi raksasa Bezeq dengan imbalan liputan pers yang menguntungkan. Menurut undang-undang Israel, seorang perdana menteri atau anggota Knesset dapat meminta kekebalan, meskipun hal ini jarang sekali dilakukan.

“Saya berniat ke pengadilan untuk menumpas berita palsu mengenai saya,” kata Netanyahu. “Undang-undang mengenai kekebalan dimaksudkan untuk melindungi wakil rakyat dari dijebak. Undang-undang ini dimaksudkan untuk memastikan wakil rakyat dapat melayani rakyat sesuai kehendaki rakyat, dan bukan kehendaki beberapa petugas.”

Pengumuman yang telah diperkirakan sebelumnya itu bertentangan dengan pernyataan Netanyahu beberapa bulan lalu bahwa ia tidak akan meminta kekebalan dan bermaksud untuk membuktikan ia tidak bersalah di hadapan pengadilan. Pernyataan ini juga dikemukakan sementara Israel sedang berada pada awal kampanye pemilunya yang ke-tiga dalam setahun setelah Netanyahu maupun pesaingnya, Benny Gantz dari partai Kahol Lavan tidak mampu membentuk koalisi mayoritas dengan 61 dari 120 anggota Knesset.

Permintaan Netanyahu itu harus terlebih dulu dibahas oleh Komite Rumah Tangga di Knesset yang menangani masalah-masalah administratif, dan kemudian ditentukan berdasarkan voting dalam sidang paripurna Knesset. Masalahnya adalah Knesset yang sekarang, yang akan segera berakhir masa jabatannya, belum membentuk komite tersebut dan diperkirakan tidak akan melakukannya sebelum pemilu Maret mendatang. Ini berarti permintaan kekebalan dari Netanyahu baru dapat dibahas setelah pemilu 2 Maret. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG