Tautan-tautan Akses

PM India Desak PBB Kaji Kembali Prioritas untuk Abad ke-21


Perdana Menteri India, Narendra Modi
Perdana Menteri India, Narendra Modi

Perdana Menteri India Narendra Modi meminta PBB untuk melakukan reformasi sejalan dengan realitas abad ke-21 untuk memastikan keterwakilan suara-suara yang penting, demikian menurut wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu (3/9).

“Pendekatan pertengahan abad ke-20 tidak bisa membantu dunia di abad ke-21”, kata Modi, yang akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak Kelompok 20 negara ekonomi besar mulai akhir pekan depan, kepada kantor berita Press Trust of India.

Modi, pemimpin negara berpenduduk terpadat di dunia dan bercita-cita menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, berupaya meningkatkan status India dan mendukung tujuan-tujuannya, seperti bantuan untuk utang yang tidak berkelanjutan. Mody menggunakan mimbar global KTT G20 yang dimulai pada 9 September untuk mendukung tujuannya.

Ia menegaskan kembali dukungannya dalam wawancara agar Uni Afrika menjadi anggota penuh G20.

KTT dua hari ini akan menampilkan daftar tamu paling terkenal di India, mulai dari Presiden AS Joe Biden hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman.

“Lembaga-lembaga internasional perlu mengenali realitas yang berubah, meninjau kembali prioritas mereka,” kata Modi, seraya menambahkan bahwa penting untuk memastikan keterwakilan suara. “Kepresidenan G20 India juga menabur benih kepercayaan di negara-negara yang disebut dunia ketiga."

Modi, 72 tahun, mengatakan kepresidenan India di G20 telah menghasilkan pengakuan bahwa kebijakan anti-inflasi di satu negara tidak merugikan negara lain.

Inflasi sangat mempengaruhi masyarakat miskin di India. Para ekonom dalam jajak pendapat Reuters meningkatkan perkiraan angka inflasi India pada kuartal ini, dan mereka memperkirakan kenaikan harga akan tetap berada di atas batas 6 persen yang ditetapkan oleh bank sentral setidaknya hingga Oktober mendatang.

Modi menyerukan dijalinnya kerja sama global dalam memerangi kejahatan dunia maya, dengan mengatakan, "Teroris yang menggunakan jaringan gelap, metaverse, dan mata uang kripto untuk memenuhi tujuan jahat dapat berdampak pada tatanan sosial suatu negara." [my/jm/ah]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG