Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Minggu (23/2), mengumumkan alokasi tambahan $5,4 miliar atau sekitar Rp88,07 triliun untuk sistem layanan kesehatan nasional sebagai bagian dari upayanya menarik dukungan pemilih menjelang pemilu yang harus digelar paling lambat 17 Mei.
Survei menunjukkan biaya hidup menjadi perhatian utama para pemilih.
Dengan masa jabatannya yang hampir berakhir, Albanese belum menetapkan tanggal pasti pemilu. Namun, kampanye informal sudah mulai gencar.
"Sama seperti setiap warga Australia ingin keluarganya mendapatkan layanan kesehatan terbaik, pemerintah kami juga menginginkan hal yang sama untuk setiap warga Australia," ujar perdana menteri dalam rapat umum di Launceston, Tasmania.
Albanese menyatakan bahwa pemerintahan Buruh yang berhaluan kiri-tengah akan mengalokasikan tambahan Aus$8,5 miliar atau Rp88,23 triliun untuk Medicare, sistem layanan kesehatan universal yang beroperasi sejak 1984.
Pemerintah menargetkan 90 persen kunjungan ke dokter bisa gratis bagi pasien pada 2030, sambil menambah dana untuk pelatihan para tenaga medis, yaitu perawat dan dokter.
Peter Dutton, pemimpin oposisi konservatif, menanggapi janji pengeluaran terbaru dengan menyatakan bahwa koalisi Liberal-Nasional yang dipimpinnya akan menyamai investasi Medicare senilai Aus$8,5 miliar atau Rp88,23 triliun jika terpilih.
"Tanpa manajemen ekonomi yang baik dan bijaksana -- sesuatu yang tidak mampu dilakukan Partai Buruh -- investasi seperti ini tidak dapat dilakukan," kata koalisinya dalam sebuah pernyataan.
Dukungan untuk Partai Buruh Albanese hampir seimbang dengan koalisi oposisi, menurut survei Newspoll yang dirilis bulan ini oleh The Australian.
Surat kabar tersebut menyatakan bahwa jika hasil jajak pendapat itu terulang dalam pemilu, tidak ada satu partai pun yang akan meraih mayoritas di parlemen. [ah/ft]
Forum