Qatar hari Minggu (20/11) membuka Piala Dunia FIFA pertama di Timur Tengah, di hadapan para pemimpin dunia dan penggemar sepak bola yang membanjiri negara kaya energi ini.
Dengan suara merdu aktor terkenal Amerika Morgan Freeman bersama YouTuber Qatar terkenal Ghanim Al Muftah dan beberapa unta yang menjadi maskot Piala Dunia 2022 meramaikan upacara pembukaan dengan janji “semua orang akan diterima.”
Hadir pula beberapa maskot Piala Dunia sebelumnya, antara lain Naranjito dari Piala Dunia di Spanyol tahun 1982, Footix dari Piala Dunia di Prancis tahun 1998, Ciao dari Piala Dunia di Italia tahun 1990, dan Zabivaka dari Piala Dunia di Rusia tahun 2018.
Kehadiran Putra Mahkota Arab Saudi Isyaratkan Pemulihan Hubungan
Terlepas dari hasil pertandingan Qatar melawan Ekuador di lapangan Stadion Al Bayt, Doha telah berhasil menarik kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) ke acara pembukaan dan pertandingan perdana turnamen itu. Hadirnya MBS di tengah penutupan satu-satunya perbatasan darat Qatar dan dunia melalui Arab Saudi selama perselisihan politik bertahun-tahun itu, menunjukkan seberapa jauh pemulihan hubungan antar kedua negara.
Semasa krisis itu kolom-kolom surat kabar bahkan menyarankan penggalian parit di sepanjang perbatasan yang jaraknya mencapai 87 kilometer itu dan mengisinya dengan limbah nuklir. Gertakan retoris itu menunjukkan besarnya kemarahan di wilayah itu di tengah perselisihan, yang menurut penguasa Kuwait ketika itu hampir memicu perang.
Akarnya berasal dari sikap Qatar yang mendukung kelompok Islamis yang naik ke tampuk kekuasaan di Mesir dan negara-negara lain pasca Arab Spring tahun 2011. Qatar memandang kebangkitan mereka sebagai perubahan besar dalam gerontokrasi yang mencengkeram Timur Tengah. Gerontokrasi adalah tipe negara yang dipimpin oleh para tetua atau dewan tetua yang mendominasi atau melakukan kontrol. Sementara negara-negara di Teluk Arab lainnya melihat hal ini sebagai ancaman terhadap pemerintahan otokratis dan turun temurun mereka.
Qatar juga menghadapi kritik Barat karena kelompok yang awalnya mereka danai dalam perang saudara di Suriah, beralih menjadi kelompok ekstremis. Qatar menyangkal pihaknya pernah mendanai ekstremis Islam, meskipun mendapat kritik dari seluruh spektrum politik Amerika – dari Hillary Clinton hingga Donald Trump.
Sebagaimana Arab Saudi, Qatar mengikuti versi Islam ultra-konservatif yang dikenal sebagai Wahabisme. Namun demikian pemerintah Qatar mengizinkan disajikannya alkohol di bar hotel dan di Zona Penggemar FIFA di negara itu. Hal ini kembali memicu kecaman dari sejumlah tokoh di dalam negeri yang mengkritisi apa yang mereka nilai sebagai ekstravaganza budaya Barat di Piala Dunia. Kritik ini yang dinilai telah mendorong pemerintah Qatar melarang penjualan bir di seluruh stadion sepak bola.
Peringatan Al Qaeda
Al Qaeda di Semenanjung Arab, bagian dari kelompok ekstremis yang berbasis di Yaman, Sabtu lalu (19/11) mengeluarkan komunike yang mengecam Qatar karena menyelenggarakan turnamen yang mengundang kehadiran “orang-orang tidak bermoral, homoseks, penabur korupsi dan atheisme.”
“Kami ingatkan saudara-saudara Muslim kami untuk tidak menghadiri atau menyaksikan acara ini,” demikian petikan pernyataan Al Qaeda, yang disertai seruan kepada pada ilmuwan untuk mendukungnya. Namun demikian kelompok itu tidak secara langsung mengancam turnamen itu. Al Qaeda telah lemah akibat serangan pesawat nirawak secara terus menerus oleh pasukan Amerika dan juga perang di Yaman.
Banyak Pemimpin Hadiri Pembukaan Piala Dunia
Sebagian pemimpin yang menghadiri acara pembukaan Piala Dunia Minggu malam adalah Sekjen PBB Antonio Guterres, Presiden Aljazair Abdelmajid Tebboune, Presiden Mesir Abdel Fattah El Sissi, Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan Presiden Rwanda Paul Kagame.
Putra Mahkota Kuwait Mishal Al Ahmad, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Presiden Djibouti Ismail Omar Guelleh, dan Raja Yordania Abdullah II juga hadir.
Tetapi sorak sorai paling meriah adalah ketika hadir penguasa Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan ayahnya Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani yang berhasil memenangkan proses pemilihan lokasi Piala Dunia pada tahun 2010.
Belum jelas siapa pejabat-pejabat Barat yang menghadiri upacara pembukaan dan pertandingan perdana Minggu malam. Qatar telah dikecam luas karena sikap tegasnya pada kelompok LGBTQ dan perlakuan terhadap pekerja bergaji rendah yang membangun instrastruktur senilai 200 miliar dolar menjelang turnamen bergengsi itu. [em/lt]
Forum