Meski rinciannya belum jelas tapi pejabat setempat mengatakan serangan udara itu menewaskan sejumlah militan bahkan mungkin seorang komandan senior.
Beberapa laporan mengatakan serangan pesawat tak berawak itu ditujukan pada sebuah konvoi al-Shabab sementara laporan lainnya mengatakan yang menjadi sasaran adalah kamp pelatihan al-Shabab di kawasan Lower Shabelle.
Pejabat militer Amerika belum mengukuhkan serangan udara itu tapi basis-basis al-Shabab kerap menjadi sasaran pesawat tak berawak Amerika.
Serangan udara itu bersama serangan pasukan Uni Afrika dan Somalia secara serius telah memperlemah al-Shabab yang berusaha menjadikan Somalia sebagai negara Islamis yang konservatif. Tapi kelompok itu masih tetap sangat berbahaya.
Sementara itu utusan PBB untuk Somalia, Nicholas Kay yang hampir berakhir masa tugasnya mengatakan negara itu tidak lagi negara yang gagal tapi negara yang sedang pulih dengan demokrasi yang rapuh.
Key mengatakan dalam dua sampai tiga tahun terakhir Somalia cukup bersatu. Stabil secara politik dan maju. Ia mengatakan para pemimpin politik Somalia tidak lagi mempersenjatai para tetua suku tapi kepala pemerintah regional yang lebih bersedia untuk berunding dari pada menggunakan senjata.
Kay mengatakan kepada Associated Press ia berharap pemilu presiden dan parlemen tahun depan di Somalia akan sukses meskipun pemerintah prihatin bahwa pemberontak Islamis bisa membuat pemilihan itu tidak mungkin dilaksanakan. [my/jm]