Enam pesawat terbang militer AS tiba di pusat wabah virus Ebola, hari Kamis (9/10), di tengah-tengah imbauan para pemimpin Afrika Barat untuk mendapatkan bantuan dunia dalam menghadapi krisis yang dijuluki "tragedi tak terduga zaman modern."
Presiden Sierra Leone, Ernest Bai Koroma, menyampaikan dalam konferensi video pada pertemuan Bank Dunia di Washington, negara-negara lain tidak menanggapi dengan cukup cepat, sementara anak-anak menjadi yatim-piatu, dan para dokter serta perawat yang tertular, meninggal dunia.
Presiden Guinea, Alpha Conde, mengatakan bahwa negara-negara di kawasan itu berada dalam “situasi lemah." Dr. Tom Frieden, direktur Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS, CDC, mengatakan dia seperti diingatkan pada saat awal merebaknya wabah penyakit AIDS.
Mayor Jenderal Darryl A. Williams, komandan pasukan tanggap AS mengatakan 100 lagi anggota Marinir AS tiba di ibukota Liberia, Monrovia, menjadikan jumlah total 300 tentara Amerika di negeri itu.
Wabah Ebola telah menewaskan lebih dari 3.800 orang, menurut angka WHO, dengan jumlah kematian terbesar berada di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.