Para pemimpin perusahaan besar Amerika memberitahu Presiden Obama dan Kongres mereka harus mencapai kompromi mengenai pengeluaran pemerintah dan isu-isu pajak yang penting untuk menghindari krisis keuangan pada akhir tahun.
Pimpinan perusahaan-perusahaan besar Amerika kerap berkunjung ke Washington untuk melobi Gedung Putih dan anggota Kongres AS mengenai peraturan dan kebijakan yang berdampak pada bisnis mereka.
Tapi minggu ini mereka bertemu dengan Presiden Obama dan para pemimpin penting Kongres untuk mendesakkan penyelesaian perselisihan selama dua tahun sebelum Amerika terjerumus pada apa yang disebut “jurang fiskal”.
Jurang keuangan yang dihadapi Amerika ini berupa pemangkasan 600 miliar dolar bagi program-program pertahanan dan dalam negeri serta kenaikan pajak bagi sebagian besar pekerja Amerika yang dijadwalkan tanggal 1 Januari kecuali Presiden Obama mencapai kesepakatan dengan Kongres mengenai rencana keuangan baru.
Para analis keuangan mengatakan kegagalan untuk mencapai kompromi akan menyebabkan Amerika, ekonomi terbesar dunia jatuh ke dalam resesi baru yang kemungkinan berdampak pada ekonomi dunia. Seorang tokoh keuangan James Lee dari JPMorgan Chase mengatakan di Washington bahwa diperlukan sebuah kompromi untuk membantu meningkatkan pertumbuhan lapangan kerja.
Salah satu masalah penting dalam pembicaraan mengenai keuangan ini adalah apakah memperpanjang keringanan pajak bagi semua pembayar pajak yang dijadwalkan berakhir pada akhir tahun ini. Presiden Obama seorang Demokrat yang baru saja terpilih untuk masa jabatan empat tahun kedua ingin mengakhiri keringanan pajak bagi orang kaya Amerika yang berpendapatan 250 ribu dolar atau lebih dalam setahun. Tapi penentangnya dari Partai Republik keberatan dengan mengatakan mengakhiri keringan pajak itu akan menghambat penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak.
Di Gedung Putih, berkumpul bersama para pembayar pajak dari kelas menengah, Presiden Obama mendesak DPR yang dikuasai Partai Republik untuk secepatnya menyetujui UU yang disahkan Senat yang akan memperpanjang pengurangan pajak bagi mereka yang berpenghasilan kurang dari 250 ribu dolar per tahun. Ia mengatakan Gedung Putih dan Kongres kemudian bisa menyelesaikan aspek-aspek lain yang dipertentangkan mengenai pengeluaran pemerintah dan pajak.
Pimpinan perusahaan-perusahaan besar Amerika kerap berkunjung ke Washington untuk melobi Gedung Putih dan anggota Kongres AS mengenai peraturan dan kebijakan yang berdampak pada bisnis mereka.
Tapi minggu ini mereka bertemu dengan Presiden Obama dan para pemimpin penting Kongres untuk mendesakkan penyelesaian perselisihan selama dua tahun sebelum Amerika terjerumus pada apa yang disebut “jurang fiskal”.
Jurang keuangan yang dihadapi Amerika ini berupa pemangkasan 600 miliar dolar bagi program-program pertahanan dan dalam negeri serta kenaikan pajak bagi sebagian besar pekerja Amerika yang dijadwalkan tanggal 1 Januari kecuali Presiden Obama mencapai kesepakatan dengan Kongres mengenai rencana keuangan baru.
Para analis keuangan mengatakan kegagalan untuk mencapai kompromi akan menyebabkan Amerika, ekonomi terbesar dunia jatuh ke dalam resesi baru yang kemungkinan berdampak pada ekonomi dunia. Seorang tokoh keuangan James Lee dari JPMorgan Chase mengatakan di Washington bahwa diperlukan sebuah kompromi untuk membantu meningkatkan pertumbuhan lapangan kerja.
Salah satu masalah penting dalam pembicaraan mengenai keuangan ini adalah apakah memperpanjang keringanan pajak bagi semua pembayar pajak yang dijadwalkan berakhir pada akhir tahun ini. Presiden Obama seorang Demokrat yang baru saja terpilih untuk masa jabatan empat tahun kedua ingin mengakhiri keringanan pajak bagi orang kaya Amerika yang berpendapatan 250 ribu dolar atau lebih dalam setahun. Tapi penentangnya dari Partai Republik keberatan dengan mengatakan mengakhiri keringan pajak itu akan menghambat penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak.
Di Gedung Putih, berkumpul bersama para pembayar pajak dari kelas menengah, Presiden Obama mendesak DPR yang dikuasai Partai Republik untuk secepatnya menyetujui UU yang disahkan Senat yang akan memperpanjang pengurangan pajak bagi mereka yang berpenghasilan kurang dari 250 ribu dolar per tahun. Ia mengatakan Gedung Putih dan Kongres kemudian bisa menyelesaikan aspek-aspek lain yang dipertentangkan mengenai pengeluaran pemerintah dan pajak.