Pejabat-pejabat Facebook dan Uni Eropa masih menemui jalan buntu dalam perundingan hari Minggu (20/5) tentang apakah pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, harus hadir di hadapan anggota-anggota parlemen Uni Eropa hari Selasa nanti (22/5) untuk membahas dampak situs itu pada hak privasi ratusan juta warga Eropa, juga dampak Facebook pada pemilu di kedua sisi Atlantik itu dan penyebarluasan berita palsu.
Isu yang diperdebatkan adalah apakah pertemuan itu akan tetap dilangsungkan setelah Presiden Parlemen Uni Eropa Antonio Tajanibe sepakat untuk menyiarkannya secara langsung di internet dan tidak dalam ruang tertutup, sebagaimana yang telah disepakati sebelumnya.
Pemimpin delapan blok politik di parlemen bersikeras format pertemuan itu harus diubah.
Para anggota parlemen mengatakan akan sangat merugikan Zuckerberg jika ia menolak hadir hanya karena parlemen berniat menyelenggarakan acara yang setara dengan ‘’Facebook Live.’’
Ketua Kebebasan Sipil Parlemen Uni Eropa di panel Urusan Dalam Negeri dan Kehakiman Claude Moraes memperingatkan Zuckerberg, dia harus menjelaskan dengan lebih rinci dibanding apa yang disampaikannya dalam sidang dengar pendapat di Senat dan panel Kongres Amerika bulan lalu tentang ‘’isu-isu algoritma dan manipulasi politik,’’ dan hubungan Facebook dengan Cambridge Analytica.
Facebook telah memberikan data jutaan warga Amerika dan Eropa kepada perusahaan Inggris itu, yang kemudian digunakan untuk tujuan kampanye pemilu. Facebook belum menjawab pertanyaan
VOA tentang apakah pertemuan Zuckerberg dengan anggota parlemen Uni Eropa itu masih akan dilanjutkan atau tidak. [em/jm]
