Para pejabat pemerintah Suriah dan beberapa kelompok oposisi mengakhiri pembicaraan pada hari Jumat di Rusia tanpa tanda-tanda adanya kemajuan tentang cara mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung empat tahun.
Pertemuan itu merupakan pembicaraan perdamaian putaran kedua yang umumnya tidak membuahkan hasil, yang tahun ini diselenggarakan oleh Rusia, sekutu dekat Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Setelah pembicaraan itu, pemimpin oposisi Qadri Jamil, yang memimpin Front Rakyat untuk Perubahan dan Kemerdekaan, berbicara tentang perlunya konferensi perdamaian internasional yang baru.
Pembicaraan yang ditengahi oleh Rusia itu dihadiri oleh para pejabat Suriah, tetapi tidak dihadiri oleh kelompok oposisi utama yang didukung Barat, Koalisi Nasional Suriah.
Negosiasi itu berlangsung sementara sebuah kamp pengungsi Palestina di pinggiran ibukota Suriah, Damaskus, tetap berada dikuasi oleh militan Negara Islam (ISIS).
Kamis sore, Organisasi Pembebasan Palestina mengatakan tidak akan terpancing ke dalam aksi militer di kamp Yarmouk. Pernyataan itu bertolak belakang dengan pernyataan seorang pejabat tinggi Palestina bahwa kesepakatan telah dicapai dengan pemerintah Suriah mengenai operasi militer gabungan untuk mengusir militan dari kamp itu.