Tautan-tautan Akses

Pertempuran Cemari Pasokan Air Bersih di Ukraina Timur, Tiga Perempat Juta Anak-Anak Terancam Penyakit


Warga lokal antri untuk mengumpulkan air di jalanan di pusat kota Slovyansk, Ukraina timur. (foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka)
Warga lokal antri untuk mengumpulkan air di jalanan di pusat kota Slovyansk, Ukraina timur. (foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka)

Peningkatan aksi kekerasan baru-baru ini di Ukraina telah merusak infrastruktur air utama, membuat 400 ribu orang – termasuk 100 ribu anak-anak – tidak memiliki pasokan air bersih selama empat hari pekan ini.

PBB memperkirakan sekitar 10 ribu orang tewas dan lebih dari 23.500 lainnya luka-luka sejak pecahnya pertempuran di Ukraina Timur antara pasukan pemerintah dan separatis yang didukung Rusia lebih dari tiga tahun lalu.

Namun UNICEF mengingat peningkatan pertempuran di kawasan yang dikuasai pemberontak berpotensi menelan lebih banyak korban jiwa. Peningkatan aksi kekerasan baru-baru ini telah merusak infrastruktur air utama, membuat 400 ribu orang – termasuk 100 ribu anak-anak – tidak memiliki pasokan air bersih selama empat hari pekan ini.

Kerusakan pipa-pipa air utama itu telah diperbaiki. Tetapi UNICEF mengatakan infrastruktur lain yang menyediakan pasokan air bagi tiga juta orang di Ukraina Timur kini menjadi lokasi pertempuran. Juru bicara UNICEF Christophe Boulierac mengingat, banyak keluarga – termasuk sekitar 750 ribu anak-anak – tidak akan memiliki pasokan air bersih jika infrastruktur ini rusak akibat pertempuran tersebut.

“Mengapa kami khawatir karena anak-anak yang tidak memiliki air minum yang layak, bisa dengan cepat tertular penyakit seperti diare. Anak-anak perempuan dan laki-laki yang terpaksa mencari sumber air alternatif atau terpaksa meninggalkan rumah mereka karena gangguan pasokan air bersih tadi terancam menjadi korban dalam pertempuran yang sedang bergejolak dan bentuk-bentuk pelanggaran lain,” ujar Christophe Boulierac.

UNICEF melaporkan hampir empat juta orang di Ukraina Timur membutuhkan bantuan kemanusiaan. Badan itu mengatakan anak-anak adalah kelompok yang paling menderita dalam konflik selama tiga tahun tersebut. Ditambahkan, puluhan ribu anak-anak menghadapi bahaya ranjau darat dan persenjataan lain yang belum meledak. Hal-hal yang membuat banyak anak menunjukkan tanda-tanda tekanan psikologis yang parah. [em]

XS
SM
MD
LG