Library of Congress (LOC) atau Perpustakaan Kongres Amerika minggu ini merayakan ulang tahunnya yang ke-218. Pada tanggal 24 April 1800, Presiden John Adams menyetujui pengalokasian $5.000 untuk pembelian buku-buku yang katanya mungkin diperlukan oleh para anggota Kongres. Koresponden VOA Ksenia Turkova mengunjungi perpustakaan terbesar di dunia itu.
“Semakin lama saya bekerja di sini, semakin sedikit yang saya benar-benar ketahui,” kata John Cole, ahli sejarah di LOC.
Demikian pernyataan John Cole yang telah bekerja di Library of Congress atau Perpustakaan Kongres Amerika selama lebih dari setengah abad dan kini menjadi sejarawan utama perpustakaan itu. Dia bisa berbicara berjam-jam tentang sejarah berikut misteri dan legenda mengenai perpustakaan ini. Dia mengaku bahwa dia bahkan kenal dengan makhluk halus di perpustakaan itu.
Salah satunya, mantan pustakawan yang akrab dipanggil sebagai Mr. Spafford, yang terkenal karena ingatannya yang luar biasa dan dikatakan bahwa rohnya masih berkeliaran di lorong-lorong gedung perpustakaan itu, berusaha membantu para pembaca di sana.
"Legenda itu mengisahkan bahwa dia bisa memberi tahu pembaca tentang buku mana ada di mana. Ada juga banyak cerita tentang kejadian ketika dia memberi tahu seseorang “'silakan turun ke bawah, pergi ke kamar nomor 4, silakan naik ke rak nomor 3, dan di bagian paling akhir, buku yang Anda inginkan ada di sana dan warnanya hijau,” kata John Cole.
Buku-buku milik presiden ketiga Amerika, Thomas Jefferson, adalah salah satu koleksi yang paling berharga di perpustakaan ini. Dalam perang tahun 1812, setelah Perpustakaan Kongres dihancurkan oleh pasukan Inggris, Jefferson memutuskan untuk menjual koleksi pribadinya ke Library of Congress supaya perpustakaan itu bisa mulai dari awal lagi. Sayangnya, sebagian besar buku-buku itu, berikut dua pertiga dari seluruh koleksi, hangus karena lalapan api dalam kebakaran pada tahun 1851.
Perpustakaan Kongres menyimpan lebih banyak benda daripada sekedar buku. Di sini, kita dapat menemukan koleksi peta dan buku telepon, koleksi buku komik terbesar di dunia serta buku-buku audio serta buku-buku berhuruf Braille untuk orang buta. Tetapi, bahkan gedung perpustakaan raksasa yang begitu megah itu memiliki masalah, yang terbesar sejauh ini adalah kurangnya ruangan.
“Kami menambahkan 10.000 barang sehari setiap hari ke dalam koleksi di sini. Di mana barang-barang itu disimpan? Kami semua benar-benar dalam banyak hal kekurangan tempat, meskipun kami terus mencari ruangan,” kata John Cole, pustakawan utama Perpustakaan Kongres Amerika.
Kurangnya ruangan, uang, dan teknologi terbaru merupakan tiga tantangan terbesar bagi perpustakaan terbesar di dunia ini. Namun, semua masalah itu tampaknya bisa dipecahkan. Kongres Amerika telah menyetujui upaya penggalangan dana dari sektor swasta.
Perpustakaan Kongres Amerika memiliki koleksi lebih dari 38 juta buku, 3,6 juta rekaman, 14 juta foto, 5,5 juta peta, 8,1 juta partitur musik dan 70 juta manuskrip, 5,711 selebaran, pamflet dan bahan cetakan kuno lainnya, serta 122.810.430 benda dalam koleksi non-klasifikasi. [lt/uh]