Pembebasan Otto Warmbier dari penjara Korea Utara dalam keadaan koma pekan ini hampir tak disinggung sama sekali oleh para pendukung dialog antar-Korea pada acara konferensi "Doing Business in North Korea" yang diselenggarakan hari Rabu (14/6) di Seoul.
Warmbier adalah mahasiswa Amerika yang ditahan karena berusaha mencuri sebuah poster propaganda pada Januari 2016 sewaktu ia bepergian ke Korea Utara. Ia dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa karena melakukan tindak bermusuhan terhadap Korea Utara.
Belum jelas apa yang terjadi pada Warmbier selama ditahan. Para pejabat Korea Utara dikabarkan memberitahu para utusan Amerika bahwa ia diberi pil tidur setelah menderita botulisme 15 bulan silam, dan kemudian mengalami koma yang belum pulih hingga kini.
Mahasiswa University of Virginia berusia 22 tahun yang sakit parah itu hari Selasa (15/6) dievakuasi medis dan sekarang dirawat di sebuah rumah sakit di Cincinnati, di dekat kediaman orang tuanya. Pakar medis menyatakan kecil sekali peluang seorang yang dalam kondisi vegetatif sedemikian lama bisa pulih sepenuhnya.
Sementara itu Phil Robertson, Deputi Direktur Human Rights Watch untuk wilayah Asia, menyebut Korea Utara sebagai penjara HAM yang kejam dalam pernyataannya hari Selasa, dan mengatakan masyarakat internasional harus memprioritaskan masalah keamanan dan HAM sewaktu berurusan dengan Pyongyang. [uh/ab]