Hasil penelitian prostetik yang dikendalikan otak, memungkinkan seorang perempuan dan seorang pria menggerakkan lengan robot. Keduanya lumpuh dari mulai leher ke bawah setelah menderita strokes beberapa tahun lalu. Pasien ini mendapat sensor kecil yang dipasang di bagian otak yang mengendalikan gerakan. Sensor inilah yang berfungsi untuk menangkap gelombang otak pasien dan mengirimnya ke komputer, yang kemudian menerjemahkannya menjadi perintah.
Pasien berhasil menggerakan dan mengendalikan lengan itu setelah membayangkan dirinya benar-benar mengendalikannya. Pasien wanita dapat menggunakan lengan robot untuk mengambil botol yang diisi dengan kopi dan meminumnya dengan menggunakan sedotan. Kegiatan itu merupakan yang pertama kali dilakukannya dalam hampir 15 tahun dapat menyelesaikan tugas tersebut sendirian.
Peragaan tersebut adalah hasil penelitian bertahun-tahun oleh para ilmuwan untuk membantu orang yang lumpuh akibat cedera otak atau urat syaraf dalam tulang belakang, memperoleh kembali pergerakan mereka, tetapi masih beberapa tahun lagi teknologi dikembangkan untuk penggunaan sehari-hari.
Para peneliti gembira oleh kenyataan bahwa otak masih dapat mengendalikan gerakan tubuh setelah beberapa tahun lumpuh, serta kenyataan bahwa sensor perempuan tadi masih berfungsi, enam tahun setelah dicangkokkan dalam otak.
Laporan mengenai peragaan itu dimuat hari Rabu dalam jurnal ilmiah, Nature. Proyek tersebut dilaksanakan oleh para ilmuwan dari Kementerian Veteran Amerika, Universitas Brown, Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Fakultas Kedokteran Universitas Harvard.
Pasien berhasil menggerakan dan mengendalikan lengan itu setelah membayangkan dirinya benar-benar mengendalikannya. Pasien wanita dapat menggunakan lengan robot untuk mengambil botol yang diisi dengan kopi dan meminumnya dengan menggunakan sedotan. Kegiatan itu merupakan yang pertama kali dilakukannya dalam hampir 15 tahun dapat menyelesaikan tugas tersebut sendirian.
Peragaan tersebut adalah hasil penelitian bertahun-tahun oleh para ilmuwan untuk membantu orang yang lumpuh akibat cedera otak atau urat syaraf dalam tulang belakang, memperoleh kembali pergerakan mereka, tetapi masih beberapa tahun lagi teknologi dikembangkan untuk penggunaan sehari-hari.
Para peneliti gembira oleh kenyataan bahwa otak masih dapat mengendalikan gerakan tubuh setelah beberapa tahun lumpuh, serta kenyataan bahwa sensor perempuan tadi masih berfungsi, enam tahun setelah dicangkokkan dalam otak.
Laporan mengenai peragaan itu dimuat hari Rabu dalam jurnal ilmiah, Nature. Proyek tersebut dilaksanakan oleh para ilmuwan dari Kementerian Veteran Amerika, Universitas Brown, Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Fakultas Kedokteran Universitas Harvard.