Tautan-tautan Akses

Perilisan Laporan Mueller Timbulkan Pertanyaan Baru Soal Pelanggaran Trump


Empat halaman penyelidik khusus Robert Mueller, di meja saksi di ruang sidang Komite Intelijen DPR, Capitol Hill, di Washington, 18 April 2019.
Empat halaman penyelidik khusus Robert Mueller, di meja saksi di ruang sidang Komite Intelijen DPR, Capitol Hill, di Washington, 18 April 2019.

Setelah 22 bulan penyelidikan, masyarakat Amerika dan Kongres akhirnya dapat melihat versi sensor laporan penyelidik khusus Robert Mueller mengenai campur tangan Rusia dalam pemilu 2016. Laporan itu tidak menemukan bukti adanya konspirasi antara kubu kampanye Trump dan Rusia, namun Mueller dan timnya tidak dapat membuat keputusan apakah presiden telah berusaha menghalangi proses hukum.

Partai Demokrat yang beroposisi memanfaatkan hal-hal baru terkait isu menghalangi penyelidikan yang terungkap dalam laporan tersebut untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut di Kongres.

Perilisan Laporan Mueller Timbulkan Pertanyaan Baru Soal Pelanggaran Trump
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:58 0:00

Di Gedung Putih, Presiden Donald Trump terlihat bersemangat setelah dirilisnya laporan Mueller.

“Sungguh hari yang menyenangkan bagi saya juga. Tidak ada kolusi, tidak ada pelanggaran. Sama sekali tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada,” jelasnya.

Namun laporan itu mengungkapkan gambaran berbeda mengenai pertanyaan terkait upaya menghalangi penyelidikan karena menyertakan rincian sejumlah contoh yang menunjukkan presiden berusaha melakukan hal itu.

Menurut Chad Day dari kantor berita Associated Press, Presiden Trump, contohnya, pernah memerintahkan kepada Don McGahn, pengacara Gedung Putih ketika itu, untuk mengusahakan pemecatan penyelidik khusus Robert Mueller.

“Sekarang McGahn membantah adanya usaha ini, namun itu menunjukkan bagaimana presiden, seperti dikutip laporan itu, memandang penyelidikan tersebut sebagai hal yang bisa mengakhiri masa kepresidenannya, dan sesuatu yang mengancam kekuasaannya,” kata Chad Day.

Laporan tersebut menggambarkan sejumlah kontak yang berlangsung antara orang-orang dari kubu kampanye Trump dan orang-orang Rusia pada 2016, namun menyimpulkan tidak memperoleh cukup bukti mengenai adanya konspirasi antara kedua pihak.

Namun, Mueller tidak mengambil keputusan mengenai apakah presiden berusaha menghalangi upaya menemukan keadilan. Laporan itu tidak menyimpulkan bahwa Trump melakukan kejahatan, namun juga tidak menyatakan Trump tidak bersalah.

Jaksa Agung William Barr yang kemudian memutuskan bahwa bukti-bukti terkait pelanggaran tersebut tidak cukup untuk mendorong pengambilan tindakan hukum lebih lanjut.

“Terlepas apakah tindakan-tindakan itu melanggar hukum, bukti mengenai motif-motif yang tidak keliru jauh lebih kuat daripada tuduhan bahwa presiden memiliki maksud tidak benar untuk menghalangi penyelidikan,” jelasnya.

Fraksi Demokrat di Kongres memprihatinkan rincian laporan mengenai tindakan-tindakan presiden yang mungkin dapat digolongkan melanggar hukum, dan segera menjanjikan penyelidikan lebih lanjut.

Ketua Komisi Hukum DPR AS Jerrold Nadler mengatakan, “Penyelidik khusus menjelaskan bahwa ia tidak menyatakan presiden tidak bersalah, dan kini menjadi tanggung jawab Kongres untuk meminta pertanggungjawaban presiden atas tindakan-tindakannya. Kongres harus mendapatkan laporan Mueller yang lengkap dan tidak disensor, yang menyoroti bukti-bukti yang ditemukan olehpenyelidik khusus Mueller.”

Jaksa Agung Barr telah diminta untuk memberikan keterangan di hadapan Kongres bulan depan, dan fraksi Demokrat juga ingin mendengarkan keterangan penyelidik khusus Mueller dalam waktu dekat. [ab/lt]

XS
SM
MD
LG