Tautan-tautan Akses

Pergantian Menlu Buat Diplomasi AS di Laut China Selatan Perlu Disusun Ulang


Kombinasi foto Menlu As Rex Tillerson saat berada di Addis Ababa, Ethiopia, 8 Maret 2018 (kiri) dan Direktur CIA, Mike Pompeo di Gedung Capitol, Washington DC, 13 Februari 2018. (Foto: dok).
Kombinasi foto Menlu As Rex Tillerson saat berada di Addis Ababa, Ethiopia, 8 Maret 2018 (kiri) dan Direktur CIA, Mike Pompeo di Gedung Capitol, Washington DC, 13 Februari 2018. (Foto: dok).

Dipecatnya Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri Amerika bulan ini akan mengubah kebijakan luar negeri Amerika mengenai Laut China Selatan yang dipersengketakan luas, sebut para analis.

Tillerson, yang dipecat Presiden Donald Trump hari Selasa itu, sedang mulai memahami sengketa kedaulatan maritim antara enam negara. Akan tetapi para pakar menyatakan kurangnya koneksi pribadi dalam diplomasi, ditambah dengan fokus Trump adalah Korea Utara, bukannya Asia Tenggara, membatasi apa yang dapat ia lakukan.

Trump memecatnya karena perbedaan pendapat dalam hal strategi, sebut media berita di Washington.

Baca juga: Analis Politik: Pengganti Tillerson Lebih Keras

Alexander Huang, profesor kajian strategis di Tamkang University di Taiwan mengatakan Tillerson dianggap sebagai orang luar, tetapi mantan CEO perusahaan minyak itu berusaha untuk mengatasi masalah tersebut. Huang menambahkan kebijakan maritim menunjukkan tanda-tanda perubahan. Tillerson baru saja akan menjalin hubungan di dalam pemerintahan dan caranya lebih dapat diduga daripada gaya presiden, dan ia selama ini bersikap lebih hati-hati, jelas Huang.

Amerika Serikat tidak mengklaim Laut China Selatan, wilayah seluas 3,5 juta kilometer persegi. Akan tetapi, negara-negara Asia Tenggara yang mengklaim wilayah itu meminta bantuan Washington untuk mengatasi ekspansi maritim China. Di bawah mantan presiden Barack Obama, pemerintah Amerika Serikat menawarkan dukungan politik, ekonomi dan militer kepada negara-negara dengan wilayah maritim yang lebih kecil. [uh]

XS
SM
MD
LG