Tautan-tautan Akses

Perempuan Penyandang Disabilitas Bantu Pemulihan Dampak Bencana Alam di NTT


Syulanti Moata, 21 tahun difabel ganda bersama Berti Soli Dima Malingara (34) Koordinator Riset GARAMIN di Dusun 4 desa Oelomin, Kecamatan Nekamese kabupaten Kupang. Minggu, 18 April 2021. (Foto : GARAMIN NTT)
Syulanti Moata, 21 tahun difabel ganda bersama Berti Soli Dima Malingara (34) Koordinator Riset GARAMIN di Dusun 4 desa Oelomin, Kecamatan Nekamese kabupaten Kupang. Minggu, 18 April 2021. (Foto : GARAMIN NTT)

Para penyandang disabilitas perempuan ikut berperan aktif untuk membantu sesama difabel terdampak bencana alam di Nusa Tenggara Timur. Tergabung dalam Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi (GARAMIN) Nusa Tenggara Timur, mereka melakukan pendataan, menggalang donasi, pendistribusian logistik termasuk membagikan paku, seng dan kayu untuk memperbaiki rumah yang kehilangan atap saat diterjang angin kencang siklon Seroja.

Berti Soli Dima Malingara (34) Koordinator Riset GARAMIN kepada VOA mengatakan dengan bantuan paku dan seng memungkinkan para penyandang disabilitas dan keluarganya dapat segera memperbaiki bagian atap rumah yang hilang diterbangkan angin kencang, sehingga bisa melindungi mereka dari hujan dan panas.

Perempuan Penyandang Disabilitas Bantu Pemulihan Dampak Bencana Alam di NTT
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:06 0:00

“Karena uang yang terkumpul saat itu hanya cukup untuk beli paku buat tujuh keluarga, tujuh teman yang terdampak, ada dua teman tuli, kemudian ada yang fisik juga nah setelah itu ada lagi tambahan, jadi dari tujuh itu belilah sembilan, habis itu uang terkumpul lagi, nah request (permintaan) semakin banyak ada yang minta triplek,” cerita Berti Soli, dihubungi dari Palu, Selasa (20/4/2021).

Dorcinyana Lassa (27) warga Fatukoa, kota Kupang, Selasa, 20 April 2021. (Foto: GARAMIN NTT)
Dorcinyana Lassa (27) warga Fatukoa, kota Kupang, Selasa, 20 April 2021. (Foto: GARAMIN NTT)

Berti bersyukur upaya membantu para difabel terdampak bencana alam itu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak seperti Alumni Unit Kerohanian Kristen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, IRGSC (Institute of Resource Governance and Social Change), Yayasan Jage Kastare, tim Relawan Kemanusiaan Inklusif, Komunitas Berbagi dengan Benar, Perhimpunan Mahasiswa South Australia & Indo Peduli South Australia serta para donatur anonim lainnya.

GARAMIN NTT didirikan pada 14 Februari 2020 di kota Kupang yang sebagian besar pengurusnya adalah perempuan penyandang disabilitasi fisik. Organisasi ini memiliki tujuan untuk membangun solidaritas dengan semangat inklusi untuk bergerak memperjuangkan kesetaraan hak-hak penyandang disabilitas di semua aspek kehidupan di provinsi NTT yang inklusi.

Sejauh ini GARAMIN sudah mendistribusikan bantuan paku, seng dan kayu untuk perbaikan 14 rumah serta pendistribusian paket sembako bagi 57 penyandang disabilitas di Kabupaten Malaka serta 35 lainnya di kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

Pendataan mandiri oleh GARAMIN bersama Tim Relawan Kemanusiaan Inklusif, Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) Makassar dan Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Yogyakarta menemukan setidaknya 231 penyandang disabilitas yang terdampak oleh bencana Siklon Tropis Seroja di Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Kota Kupang, Flores Timur dan Kabupaten Malaka.

Sanitasi dan Air Bersih

Elmi Sumarni Ismau, Wakil Direktur GARAMIN mengungkapkan kebutuhan sembako, sanitasi dan air bersih juga menjadi kebutuhan mendesak bagi para penyandang disabilitas yang berada di desa -desa di Kabupaten Kupang.

Sedikitnya 41 orang meninggal dunia, 9 luka-luka dan 27 lainnya hilang ketika banjir bandang menyapu empat desa di tiga kecamatan di kabupaten Flores Timur, NTT. (Foto: Courtesy/BNPB)
Sedikitnya 41 orang meninggal dunia, 9 luka-luka dan 27 lainnya hilang ketika banjir bandang menyapu empat desa di tiga kecamatan di kabupaten Flores Timur, NTT. (Foto: Courtesy/BNPB)

“Contohnya kayak di Oelomin dan Oesena itu, kemarin kami lihat toiletnya jauh dari rumah maupun dari tempat pengungsian terus airnya itu juga sulit dijangkau, kebanyakan itu pakai sumur,” cerita Elmi Ismau yang juga adalah penyandang disabilitas fisik yang baru kembali mendistribusikan bantuan sembako di kedua desa tersebut.

“Kemarin kami lihat juga teman difabel yang berada di lokasi pengungsian itu mungkin mereka butuhkan juga kasur karena mereka itu tidur di terpal terus di kasih tikar lantai mereka tidur disitu, jadi kami berpikir ke depan kalau ada donasi yang lebih kami belikan kasur juga untuk teman-teman difabel yang ada di pengungsian,” harap Elmi Ismau.

Lahan Pertanian Terdampak

Yunita Baitanu, penyandang disabilitas fisik warga kelurahan Penkase-Oeleta, Kecamatan Alak, kota kupang, Nusa Tenggara Timur mengeluhkan dampak siklon Seroja yang turut merusak lahan lahan pertanian sayur milik keluarganya, yang menjadi sumber pendapatan keluarganya.

Yunita Baitanu, penyandang disabilitas fisik warga kelurahan Penkase-Oeleta, Kecamatan Alak, kota kupang, Nusa Tenggara Timur. Selasa (20/4/2021) (Foto: GARAMIN NTT)
Yunita Baitanu, penyandang disabilitas fisik warga kelurahan Penkase-Oeleta, Kecamatan Alak, kota kupang, Nusa Tenggara Timur. Selasa (20/4/2021) (Foto: GARAMIN NTT)

“Dampak bencana waktu itu angin ribut yang begitu deras (kuat), rumah kita hancur juga, usaha kita di kebun juga hancur,” kata Yunita, kepada VOA, Selasa (20/4).

Hal serupa juga dialami Dorcinyana Lassa (27), warga Fatukoa, kota Kupang. “Di kelurahan saya rumah dapur juga kami hancur terus ini pertanian kami juga hancur. Dan kami juga kendala tidak pernah siram -tanaman- karena listrik juga belum menyala sampai sekarang,” kata Dorcinyana yang pernah mengalami penyakit kusta.

Yunita dan Dorinyana hari itu juga mendapatkan bantuan berupa benih sayur kangkung 10 kilogram dan sawi hijau sebanyak 10 bungkus dari GARAMIN sehingga mereka bisa kembali menanam sayur-sayuran di kebun yang terdampak siklon tropis Seroja. [yl/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG