Tautan-tautan Akses

Perdana Menteri Prancis Dukung Guru yang Mundur karena Kasus Hijab 


Foto ilustrasi yang menunjukkan sejumlah perempuan berhijab bermain bola di depan balai kota Lille, Prancis, sebagai bentuk protes atas pelarangan hijab dalam kompetisi olahraga di Prancis, pada 16 Februari 2022. (Foto: Reuters/Pascal Rossignol)
Foto ilustrasi yang menunjukkan sejumlah perempuan berhijab bermain bola di depan balai kota Lille, Prancis, sebagai bentuk protes atas pelarangan hijab dalam kompetisi olahraga di Prancis, pada 16 Februari 2022. (Foto: Reuters/Pascal Rossignol)

Perdana Menteri Prancis, Gabriel Attal, pada Rabu (27/3) membela paham sekularisme di negara itu, menyusul pengunduran diri seorang kepala sekolah di Paris yang menerima ancaman pembunuhan setelah meminta seorang siswa menanggalkan hijab yang ia kenakan ketika berada di sekolah.

Attal yang merupakan mantan menteri pendidikan, mengatakan bahwa negara itu akan mengajukan komplai terhadap siswa tersebut, terkait tuduhan palsu yang dilayangkan kepada kepala sekolah. Siswa itu sebelumnya menuduh kepala sekolah melakukan tindakan yang keliru dalam menangani insiden yang terjadi pada akhir Februari lalu.

“Negara, akan selalu berdiri bersama pejabat-pejabat ini, mereka yang berada di garis depan menghadapi pelanggaran sekularisme semacam ini, upaya-upaya para Islamis untuk masuk ke dalam lembaga pendidikan kita,” kata dia dalam acara berita malam di stasiun televisi TF1.

Sekularisme dan agama adalah isu panas di Prancis, yang merupakan rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Eropa.

Pada 2004, pihak berwenang melarang anak-anak sekolah mengenakan “tanda atau pakaian yang seolah-oleh menunjukkan afilisasi terhadap agama” seperti penutup kepala, turban atau kippa. Aturan tersebut dibuat berdasarkan pada hukum sekular negara itu, yang dimaksudkan untuk menjamin netralitas lembaga-lembaga negara.

Tahun lalu pemerintah menyatakan bahwa mereka juga melarang abaya – pakaian yang dikenakan perempuan Muslim yang menutupi badan dari leher hingga ke kaki – di sekolah-sekolah.

Pengunduran diri kepala sekolah itu terjadi di tengah ketegangan yang tinggi di negara tersebut, menyusul serangkaian insiden, termasuk pembunuhan seorang guru oleh seorang mantan siswa Islamis tahun lalu.

Kepala sekolah di Maurice-Ravel lycee di Paris timur itu mundur setelah menerima ancaman pembunuhan secara daring, setelah berselisih dengan seorang siswa bulan lalu, para pejabat mengatakan kepada AFP pada Selasa (26/3).

Pada 28 Februari, dia meminta tiga siswa untuk melepas hijab mereka di lingkungan sekolah. Tetapi satu dari ketiga siswa itu – seorang siswa dewasa yang berada di sekolah untuk sekolah kejuruan – menolak dan terjadilah perselisihan itu, menurut para jaksa. Kepala sekolah itu kemudian menerima ancaman pembunuhan secara daring.

Dalam sebuah pesan kepada para staf sekolah, yang dikutip oleh harian komunis Prancis, L’Humanite, kepala sekolah itu mengatakan bahwa dia mengambil keputusan untuk mundur demi “keamanan dirinya dan juga sekolah itu.”

Pejabat-pejabat pendidikan mengatakan bahwa kepala sekolah itu mengambil “pensiun dini.”

Attal mengatakan kepada TF1 bahwa kepala sekolah itu seharusnya pensiun pada Juni mendatang, dan memutuskan untuk mundur sedikit lebih cepat. [ns/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG