Bintang kriket internasional, Imran Khan, Sabtu (18/8) diambil sumpahnya sebagai perdana menteri ke-22 Pakistan. Ia kini menghadapi tantangan-tantangan berat, termasuk menipisnya cadangan devisa dan meningkatnya tekanan internasional untuk mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok teroris yang diduga beroperasi di luar negeri.
Dalam pidato penerimaan setelah pengukuhan di parlemen sehari sebelumnya, mantan kapten tim kriket itu berjanji akan meminta pertanggung jawaban terhadap semua orang yang “telah merampok negara itu.”
Khan terjun ke politik dan mendapat sambutan luas setelah menjanjikan pemberantasan korupsi dan perlakuan yang sama bagi semua orang, di negara dimana budaya VIP menjadi norma. Mantra yang digaungkannya yaitu “perubahan” dan “Pakistan yang baru” berhasil menarik perhatian masyarakat, termasuk kelas menengah perkotaan dan kelompok terdidik yang sebelumnya melihat politik sebagai wilayah dua dinasti yang dikelilingi oleh mereka yang berkuasa dan korup.
Namun demikian para pengecam Khan menudingnya menerima dukungan dari badan intelijen dan militer yang sangat berkuasa di Pakistan – Inter Services Intelligence ISI. Sebagian kelompok oposisi utama di Pakistan, termasuk PML-N – partai yang menggulingkan dan memenjarakan mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, dan PPP – partai mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang tewas dibunuh, menduga telah terjadi kecurangan pemilu dan menuntut dibentuknya komisi parlemen untuk menyelidiki hal ini. [em]