Tautan-tautan Akses

Perang Dagang dengan AS, China Punya Senjata Lebih Banyak


Presiden China Xi Jinping berbicara dalam Forum "Belt and Road" di Beijing, China (foto: dok).
Presiden China Xi Jinping berbicara dalam Forum "Belt and Road" di Beijing, China (foto: dok).

Presiden Xi Jinping dan penasihat ekonominya mengunjungi pabrik China yang memproses logam langka dan eksotis yang digunakan pada mobil listrik, ponsel, dan teknologi lainnya, sementara ia mencari cara untuk membalas tarif pajak yang dikenakan AS di tengah-tengah meningkatnya pertarungan tarif kedua negara.

Logam dan mineral yang langka adalah "sumber daya strategis penting,'' kata kantor berita resmi Xinhua mengutip Xi.

Pesan kunjungan itu jelas: China berperan sebagai pemasok global logam langka yang digunakan dalam telepon pintar, magnet ringan, baterai, dan komponen lainnya merupakan senjata ampuh dalam melawan Amerika. Keunggulan China ini bisa berdampak jauh pada sektor teknologi AS, terutama bagi perusahaan teknologi Apple dan lainnya yang bergantung pada manufaktur China.

Sejauh ini, China berusaha menahan diri dalam pertikaiannya dengan Presiden Donald Trump terkait teknologi dan perdagangan. China menanggapi kenaikan tarif pajak AS dengan mengenakan pajak balasan namun biasanya pada sejumlah kecil impor Amerika.

Selagi kedua belah pihak terlibat dalam pertikaian yang tampaknya akan berlangsung lama, kunjungan Xi mengisyaratkan pemerintahnya mencari cara baru untuk menekan AS untuk mencapai kesepakatan.

Investor sudah resah China berupaya membatasi bahkan menghambat, produksi dan penjualan iPhone Apple di China. Ancaman itu bulan ini telah memicu merugikan pemegang saham $ 80 miliar.

"Ada ketakutan Apple menjadi target dalam pertikaian dagang ini dan China siap menyerang," kata analis Wedbush Securities, Daniel Ives sebagaimana dilaporkan Associated Press.

Meskipun China punya sejumlah pilihan untuk mengacaukan perdagangan, namun pilihan itu secara ekonomi dan politik bisa merugikan dan tidak ada jaminan akan berhasil.

Tarif pembalasan pertama China bertujuan melemahkan Trump secara politis dengan menarget negara-negara bagian pertanian yang mendukungnya dalam pemilu 2016. Tidak terpengaruh, Trump menaikkan lagi bea impor China yang dibalas Beijing dengan menghantam produsen. (my)

Recommended

XS
SM
MD
LG