Perancis sudah berkali-kali melancarkan serangan udara terhadap berbagai sasaran terkait Negara Islam atau ISIS di Suriah maupun Irak. Dan serangan itu meningkat tajam sejak serangan teroris di Paris tanggal 12 November yang dilancarkan oleh ekstremis berbahasa Perancis dan berjuang atas nama ISIS. Militer Perancis mengatakan, pekan lalu saja jet-jet tempurnya melancarkan 26 serangan di Suriah.
Pemerintah Suriah mengutuk gempuran artileri yang dilancarkan Turki terhadap wilayah Suriah, menggambarkannya sebagai upaya untuk menunjang moral kelompok-kelompok teroris. Dalam pesan kepada Sekretaris Jenderal PBB dan presiden Dewan Keamanan PBB hari Minggu (14/2), Suriah juga mencela pernyataan perdana menteri Turki baru-baru ini membenarkan gempuran artileri terhadap pejuang Kurdi di Suriah. Suriah mendesak keras Dewan Keamanan PBB segera menghentikan ‘kejahatan rezim Turki’.
Turki adalah salah satu pendukung kuat pemberontak yang bertempur untuk menjatuhkan presiden Suriah Bashar al-Assad. Pemerintah Suriah menyebut semua pemberontak sebagai ‘teroris’. Untuk hari kedua Turki hari Minggu menggempur posisi-posisi milisi utama Kurdi di Suriah utara.
Sementara itu, panglima pertahanan udara Iran menegaskan negaranya siap membantu mempertahankan wilayah udara Suriah. Ini adalah pertama kali Iran menawarkan bantuan pertahanan udara kepada Suriah. Iran adalah sekutu dekat Presiden Bashar al-Assad dan selama ini mengirim senjata, dana dan penasihat militer ke Syria untuk memperkuat pasukan Suriah. Teheran membantah ada mengirim pasukan tempur, tetapi beberapa anggota militer Iran termasuk perwira senior diketahui telah tewas di medan tempur Suriah.
Tawaran bantuan dari Iran itu tiba setelah Turki dan Arab Saudi mengatakan keduanya siap mengirim pasukan darat ke Suriah untuk memerangi ISIS. Turki dan Arab Saudi adalah pendukung kuat pemberontak yang bertempur untuk menjatuhkan Presiden Bashar al-Assad. [al]