Pihak berwenang Perancis masih berusaha menentukan apakah seorang laki-laki yang ditembak mati di bandara Orly di Paris bertindak spontan atau merencanakan serangan secara cermat.
Ziyed Ben Belgacem, kelahiran Perancis dari orang tua asal Tunisia ditembak mati hari Sabtu (18/3) pagi setelah menarik seorang tentara perempuan dan menodongkan senjata ke kepala tentara perempuan itu. Ia terdengar meneriakkan ingin “mati demi Allah”.
Jaksa mengatakan laki-laki usia 39 tahun itu yang diduga terkait kelompok Islam radikal tampaknya bermaksud menembak para penumpang.
Dua rekan tentara perempuan yang berpatroli bersamanya menembak dan menewaskan Belgacem, sebelum ia bisa melepaskan tembakan dengan senjata militer itu di terminal bandara yang sibuk tersebut.
Serangan itu memaksa penutupan dan evakuasi terminal bandara itu sementara para penumpang dan pekerja lari sembari panik dan ratusan lainnya tetap di dalam pesawat yang baru saja mendarat.
Polisi tidak menjelaskan motif serangan itu tapi kantor jaksa di Paris mengatakan penyelidikan sedang dilakukan oleh divisi anti teror.
Ayah dan saudara laki-laki tersangka ditahan oleh polisi hari Sabtu yang dikatakan polisi sebagai prosedur standar. Ayah Belgacem hari Minggu (19/3) dibebaskan dan mengatakan kepada radio Europe 1 Perancis bahwa anak laki-lakinya bukanlah seorang teroris. [my/al]