Setelah menikmati liburan musim panas yang panjang, anak-anak di Amerika bersiap-siap untuk kembali ke sekolah pada akhir bulan Agustus atau awal bulan September.
Selain menyiapkan barang keperluan sekolah, semakin banyak orang tua yang membeli tas punggung khusus, yaitu ransel antipeluru untuk anak mereka. Apalagi setelah tragedi penembakan massal di El Paso, Texas, Dayton Ohio dan Gilroy California, beberapa waktu lalu.
Sepanjang tahun 2019, telah terjadi 22 kasus penembakan di sekolah-sekolah di Amerika yang menyebabkan korban cedera atau tewas. Penembakan itu terjadi di berbagai wilayah Amerika mulai dari Georgia hingga California, di SD hingga universitas.
Kekhawatiran orang tua terhadap penembakan di sekolah menyebabkan penjualan tas antipeluru naik 200 hingga 300 persen tahun ini. Harga tas punggung antipeluru itu berkisar sekitar 120 hingga 490 dolar.
Kepada CNN, Steve Naremore, direktur perusahaan TuffyPacks yang menjual tas antipeluru itu mengatakan, “Sangat menyedihkan bahwa kita harus memiliki produk semacam ini, namun inilah masalah yang harus kita hadapi saat ini dan mudah-mudahan tidak akan terjadi lagi masa depan.”
Seorang ibu yang tinggal di kota El Paso mengatakan kepada PBS News Hour bahwa suaminya, seorang polisi, membeli tas antipeluru bagi anak laki-laki mereka yang berusia delapan tahun. [lj/uh]
Sumber: newsweek.com, time.com