Kapal penjaga pantai China menghabiskan 70% waktunya pada tahun lalu untuk berpatroli di perairan Laut China Selatan yang diklaim oleh Malaysia. Demikian diungkapkan sebuah lembaga riset Amerika. Malaysia tidak berbuat banyak untuk mengusir kehadiran pasukan China itu.
Kehadiran penjaga pantai itu mendapat tanggapan bisu dari Malaysia. Kondisi ini memberikan angin segar pada China untuk semakin kuat atas negara di Asia Tenggara tersebut. Selain itu juga menunjukkan dominasinya dalam sengketa maritim enam negara yang telah menarik perhatian Washington. China juga disebut telah menunjukkan keunggulan militer dan teknologi dalam perselisihan tersebut.
Sedikitnya satu kapal penjaga pantai China berada di daerah dangkal atau beting yang disebut Luconia Shoals (Beting Luconia) dalam 258 dari 365 hari terakhir, kata Inisiatif Transparansi Maritim Asia dalam sebuah laporan yang dipublikasikan pada 26 September.. Adapun Inisiatif Transparansi Maritim Asia berada di bawah naungan lembaga kajian ilmiah Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Sebagian besar kawasan beting itu berada di bawah air, tetapi kawasan terumbu karang yang disebut Luconia Breakers, mungkin termasuk gundukan pasir kecil yang mencuat di atas air ketika terjadi air surut, kata lembaga kajian itu.
Penjaga pantai China juga berpatroli di laut yang disengketakan di sekitar Scarborough Shoal selama 162 dari 365 hari terakhir dan DI Second Thomas Shoal selama 215 hari, kata laporan itu. China bersengketa dengan Filipina dan menguasai Scarborough tersebut. China mulai berpatroli di sekitar Luconia Shoals pada 2013, menurut laporan itu.
Negara-negara lain melihat penjaga pantai China sebagai kekuatan paramiliter yang tidak jauh dari angkatan lautnya. [lt/uh]