Tautan-tautan Akses

Peniru Kim Jong Un Dideportasi dari Vietnam


Howard X (kiri), peniru pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Russel White, peniru Presiden AS Donald Trump, berbicara kepada media di sebuah hotel sebelum dikawal pejabat berwenang Vietnam ke bandara di Hanoi, 25 Februari 2019. (Foto: AFP)
Howard X (kiri), peniru pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Russel White, peniru Presiden AS Donald Trump, berbicara kepada media di sebuah hotel sebelum dikawal pejabat berwenang Vietnam ke bandara di Hanoi, 25 Februari 2019. (Foto: AFP)

Howard X, peniru pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dipaksa keluar dari hotelnya, Senin (25/2), menjelang pertemuan antara pemimpin Korut yang asli dengan Presiden Donald Trump, yang tentunya asli juga, di Hanoi, pekan ini, kantor berita AFP melaporkan.

Howard X tiba di Hanoi bersama dengan peniru Trump, Russell White, pada minggu lalu. Mereka menggelar KTT di tangga Gedung Opera Hanoi, di tengah kerumunan para wartawan dan petugas keamanan sewaan.

Trump dan Kim yang asli dijadwalkan akan bertemu dalam pertemuan puncak di Hanoi pada 27-28 Februari untuk menindaklanjuti pertemuan pertama pada Juni 2018 di Singapura. Sejauh ini, pertemuan Singapura belum membuahkan langkah-langkah untuk melucuti persenjataan nuklir Pyongyang.

Peniru Kim ditanyai kepolisian Hanoi pada Jumat (22/2) dan diberitahu dia akan diantar ke bandara untuk kembali pulang ke Hong Kong tempat dia tinggal.

Menurut pejabat imigrasi Vietnam, visa Howard X “tidak berlaku”. Tapi menurut Howard X, dia tak mendapat penjelasan lebih lanjut.

“Alasan sebenarnya adalah saya terlahir dengan wajah seperti Kim Jong Un. Itu kejahatan sebenarnya,” katanya kepada para wartawan, Senin, sambil memasuki mobil yang akan membawanya ke bandara. Dalam kendaraan tersebut, dia ditemani tiga pria Vietnam berpakaian preman dan tidak mengungkap identitas mereka.

White diperbolehkan tinggal di Hanoi, tapi diminta tidak tampil menggunakan kostum Trump di depan umum.

Howard X mengatakan pendeportasian dirinya hanya karena Kim yang asli “tidak punya rasa humor.”

“Satir adalah senjata ampuh melawan kediktatoran. Mereka takut dengan beberapa orang yang mirip aslinya,” kata Howard X yang mengenakan jas hitam gaya Mao dan kaca mata hitam tebal.

Vietnam sedang sibuk bersiap untuk pertemuan puncak Kim-Trump. Personel keamanan sudah dikerahkan ke seluruh kota. Beberapa hotel dan gedung-gedung pemerintahan diperbaiki menjelang pertemuan puncak itu.

Sementara itu, White, peniru Trump, mengatakan dia masih akan tinggal di Hanoi pada pekan ini. Namun, dia terpaksa membatalkan rencana awal main golf dan mengunjungi panti pijat bersama peniru Howard X.

“Kami di sini untuk membuat politik kembali berjaya,” katanya, sambil memberikan kecupan perpisahan dengan Howard X. [ft]

XS
SM
MD
LG