Seorang siswi dan seorang pria dewasa tewas dan 17 siswi lainnya cedera akibat penikaman massal di Kota Kawasaki, Jepang, Selasa (28/5), Reuters melaporkan mengutip stasiun televisi NHK.
Seorang pria lainnya yang ditahan di lokasi kejadian juga kemudian meninggal.
Para siswi yang menjadi korban penikaman berusia 6-12 tahun. Mereka adalah murid sekolah swasta Katolik di Kota Kawasaki.
Sekelompok siswi tersebut sedang menunggu di halte bus di kota Kawasaki bersama-sama dengan sekelompok penumpang lainnya, sewaktu seorang lelaki yang membawa pisau di kedua tangannya mulai menikam orang-orang di sekitarnya sambil berteriak, “Saya akan bunuh kalian.”
Siswi yang meninggal berusia 12 tahun, sedangkan korban pria berusia 39 tahun. Seorang tersangka sudah ditahan di lokasi setelah dia menikam lehernya sendiri. Tersangka kemudian juga meninggal, NHK melaporkan mengutip keterangan polisi.
Sebelumnya, juru bicara dinas pemadam kebakaran setempat, Dai Nagase, mengatakan kepada AFP bahwa "Kami menerima panggilan gawat darurat pada pukul 7:44 pagi, yang melaporkan empat murid SD ditikam."
Pengemudi bus sekolah SD Caritas mengatakan kepada polisi bahwa dia melihat seorang pria mendekati perhentian bus dan mulai menikam orang-orang dengan dua pisau yang masing-masing dalam genggaman tangan.
Penyerangan terjadi saat jam sibuk pagi hari di sebuah taman tidak jauh dari stasiun kereta lokal, media setempat melaporkan seperti dilansir AFP.
Motif penyerangan belum diketahui, namun tidak ada kekhawatiran mengenai ancaman keamanan yang lebih luas, Reuters melaporkan.
Insiden itu juga terjadi pada hari keempat kunjungan Presiden AS Donald Trump di Jepang.
"Atas nama Ibu Negara dan saya, saya ingin mengirimkan doa dan simpati kami kepada para korban penikaman di Tokyo pagi ini," kata Trump saat dia meninjau Kaga, kapal perang terbesar milik Jepang.
Rekaman yang disiarkan oleh beberapa stasiun TV setempat menunjukkan mobil-mobil polisi, ambulans dan mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Tenda-tenda darurat dipasang untuk merawat korban.
Jepang memiliki salah satu tingkat kejahatan paling rendah di dunia, tetapi tidak asing dengan pembunuhan yang mengundang perhatian masyarakat. Salah satu insiden serupa terjadi pada tahun 2016, ketika seorang lelaki memasuki pusat perawatan orang cacat dan menikam mati 19 pasien. [ft]