Tautan-tautan Akses

Pengungsi Suriah Akhiri Pencalonan Pemilu Jerman Atas 'Rasisme'


Pengungsi Suriah pertama yang mencalonkan diri di parlemen Jerman, Tareq Alaows, berpose di depan gedung parlemen (Reichstag) di Berlin, 3 Februari 2021. (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Pengungsi Suriah pertama yang mencalonkan diri di parlemen Jerman, Tareq Alaows, berpose di depan gedung parlemen (Reichstag) di Berlin, 3 Februari 2021. (REUTERS/Fabrizio Bensch)

Pengungsi Suriah pertama yang mencalonkan diri di parlemen Jerman menarik diri pencalonan karena perlakuan rasisme dan ancaman, kata Partai Hijau untuk lingkungan, Selasa (30/3).

Tareq Alaows mengakhiri pencalonan anggota pada majelis rendah parlemen, atau Bundestag, untuk Partai Hijau di Oberhausen, negara bagian Rhine-Westphalia Utara, karena "alasan pribadi", kata partai itu dalam sebuah pernyataan.

"Ancaman tingkat tinggi terhadap saya, terutama bagi orang-orang yang dekat dengan saya merupakan alasan paling penting dalam pengunduran diri saya dari pencalonan," Alaows menegaskan.

Pencalonan saya itu menunjukkan struktur kuat yang dibutuhkan semua partai, proses politik dan masyarakat dalam menghadapi rasisme struktural sekaligus membantu mereka yang terkena dampak, tambahnya.

Menlu Jerman Heiko Maas dalam konferensi pers di Berlin. (Foto: dok).
Menlu Jerman Heiko Maas dalam konferensi pers di Berlin. (Foto: dok).

Menteri Luar Negeri Heiko Maas bereaksi terhadap pemberitaan di Twitter, menggambarkannya sebagai "aib bagi demokrasi kita" terkait ambisi politik Alaows yang telah digagalkan oleh sejumlah "ancaman dan rasisme".

Alaows akan menarik diri dari kegiatan publik karena "situasi keamanan yang tegang", kata partai itu, tanpa merinci lebih lanjut.

"Kami ingin agar terus dapat memperjuangkan suaka yang manusiawi dan kebijakan migrasi dengan Alaows sebagai calon kami di Bundestag. Sayangnya, ini tidak mungkin lagi," katanya.

Partai Hijau pada Februari lalu menyatakan Alaows akan mencalonkan diri. Pria berusia 31 tahun itu melarikan diri dari perang saudara Suriah dan tiba di kota barat Bochum tahun 2015 setelah belajar hukum di Aleppo dan Damaskus, surat kabar Tagesspiegel melaporkan.

Migran Suriah Tareq Alaows, yang tiba di Jerman pada 2015 dan ingin mencalonkan diri untuk Partai Hijau di Rhine-Westphalia Utara pada pemilihan federal September, berpose untuk berfoto di Oberhausen, Jerman, 19 Februari 2021. (Foto: dok).
Migran Suriah Tareq Alaows, yang tiba di Jerman pada 2015 dan ingin mencalonkan diri untuk Partai Hijau di Rhine-Westphalia Utara pada pemilihan federal September, berpose untuk berfoto di Oberhausen, Jerman, 19 Februari 2021. (Foto: dok).

Setelah enam bulan mempelajari bahasa Jerman, ia dengan cepat memperoleh pekerjaan sebagai pekerja sosial, juga mengambil bagian dalam berbagai inisiatif untuk membantu para pengungsi, kata surat kabar itu.

Jerman menerima lebih dari satu juta migran termasuk puluhan ribu warga Suriah ketika pengungsi Eropa mengalami lonjakan pada tahun 2015-16.

Kontroversi seputar keputusan itu menyebabkan munculnya sayap kanan, yang sering menuduh Kanselir Angela Merkel berkontribusi pada ancaman Islam dengan membiarkan para migran tersebut masuk ke Jerman. [mg/jm]

XS
SM
MD
LG